Pada dasarnya pada SIG terdapat lima (5) proses yaitu:
Proses input data digunakan untuk menginputkan data spasial dan data
non-spasial. Data spasial biasanya berupa peta analog. Untuk SIG harus
menggunakan peta digital sehingga peta analog tersebut harus dikonversi
ke dalam bentuk peta digital dengan menggunakan alat digitizer. Selain
proses digitasi dapat juga dilakukan proses overlay dengan melakukan
proses scanning pada peta analog.
Tipe data yang diperlukan oleh suatu bagian SIG mungkin perlu
dimanipulasi agar sesuai dengan sistem yang dipergunakan. Oleh karena
itu SIG mampu melakukan fungsi
edit baik untuk data spasial maupun non-spasial.
Setelah data spasial dimasukkan maka proses selanjutnya adalah
pengolahan data non-spasial. Pengolaha data non-spasial meliputi
penggunaan DBMS untuk menyimpan data yang memiliki ukuran besar.
Query adalah proses analisis yang dilakukan secara tabular. Secara fundamental SIG dapat melakukan dua jenis analisis, yaitu:
Analisis Proximity merupakan analisis geografi yang berbasis pada
jarak antar layer. SIG menggunakan proses buffering (membangun lapisan
pendukung di sekitar layer dalam jarak tertentu) untuk menentukan
dekatnya hubungan antar sifat bagian yang ada.
Overlay merupakan proses penyatuan data dari lapisan layer
yang berbeda. Secara sederhana overlay disebut sebagai operasi visual
yang membutuhkan lebih dari satu layer untuk digabungkan secara fisik.
Untuk beberapa tipe operasi geografis, hasil akhir terbaik diwujudkan
dalam peta atau grafik. Peta sangatlah efektif untuk menyimpan dan
memberikan informasi geografis.
SUMBER: http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_informasi_geografis
0 komentar:
Posting Komentar
silahkan tinggalkan komentarnya ya, nuhun ...