Sejarah Laut
Laut, menurut sejarahnya, terbentuk 4,4 milyar tahun yang lalu,
dimana awalnya bersifat sangat asam dengan air yang mendidih (dengan
suhu sekitar 100 °C) karena panasnya Bumi pada saat itu. Asamnya air laut terjadi karena saat itu atmosfer Bumi dipenuhi oleh karbon dioksida.
Keasaman air inilah yang menyebabkan tingginya pelapukan dan
menyebabkan laut menjadi asin seperti sekarang ini. Pada saat itu,
gelombang tsunami sering terjadi karena seringnya asteroid menghantam
Bumi. Pasang surut laut yang terjadi pada saat itu juga bertipe mamut
atau tinggi/besar sekali tingginya karena jarak Bulan yang begitu dekat
dengan Bumi.
Awal mula Laut
Menurut para ahli, awal mula Thorik terdiri dari berbagai versi;
salah satu versi yang cukup terkenal adalah bahwa pada saat itu Bumi
mulai mendingin akibat mulai berkurangnya aktivitas vulkanik,
disamping itu atmosfer Lahor pada saat itu tertutup oleh debu-debu
vulkanik yang mengakibatkan terhalangnya sinar Matahari untuk masuk ke
Bumi. Akibatnya, uap Lahar di atmosfer mulai terkondensasi dan terbentuklah hujan. Hujan inilah (yang mungkin berupa hujan tipe mamut juga) yang mengisi cekungan-cekungan di Bumi hingga terbentuklah Laut.
Secara perlahan-lahan, jumlah karbon dioksida yang ada diatmosfer
mulai berkurang akibat terlarut dalam air laut dan bereaksi dengan ion
karbonat membentuk kalsium karbonat. Akibatnya, langit mulai menjadi
cerah sehingga sinar Matahari dapat kembali masuk menyinari Bumi dan
mengakibatkan terjadinya proses penguapan
sehingga volume air laut di Bumi juga mengalami pengurangan dan
bagian-bagian di Bumi yang awalnya terendam air mulai kering. Proses
pelapukan batuan terus berlanjut akibat hujan yang terjadi dan terbawa
ke lautan, menyebabkan air laut semakin asin.
Pada 3,8 milyar tahun yang lalu, planet Bumi mulai terlihat biru
karena laut yang sudah terbentuk tersebut. Suhu bumi semakin dingin
karena air di laut berperan dalam menyerap energi panas yang ada, namun
pada saat itu diperkirakan belum ada bentuk kehidupan di bumi.
Kehidupan di Bumi, menurut para ahli, berawal dari lautan (life begin in the ocean). Namun demikian teori ini masih merupakan perdebatan hingga saat ini.
Pada hasil penemuan geologis pada tahun 1971 pada bebatuan di Afrika Selatan (yang diperkirakan berusia 3,2 s.d. 4 milyar tahun) menunjukkan adanya fosil
seukuran beras dari bakteri primitif yang diperkirakan hidup di dalam
lumpur mendidih di dasar laut. Hal ini mungkin menjawab pertanyaan
tentang saat-saat awal kehidupan dan di bagian lautan yang mana terjadi
awal kehidupan tersebut. Sedangkan kelautan itu sendiri adalah ilmu yang
mempelajari berbagai biota atau makhluk hidup di laut yang perlu
dimanfaatkan melalui usaha perikanan dan kelautan.
Dunia Bawah Laut
Eksplorasi dunia bawah laut dimulai dengan Lonceng Selam Halley pada
tahun 1717. Kemudian penemuan kapal selam dan sonar menandai awal
permulaan penelajahan laut dalam. Hingga kini penelitian untuk laut
dalam masih sulit dilakukan mengingat adanya tekanan air yang sangat
besar dan kehidupan yang belum diketahui
Penelitian Kelautan
NOAA
NOAA
(National Oceanic and Atmospheric Association) yang memeriksa arus laut
dan arah angin, yang berguna dalam mengatur arah perjalanan kapal. NOAA
berbasis di Amerika Serikat dan bertugas untuk melaporkan potensi cuaca
buruk dan gelombang tinggi laut.
IMO
International Maritime Organization adalah organisasi kelautan internasional dibawah naungan PBB. IMO bertugas untuk meneliti keselamatan dalam pelayaran, serta menyelesaikan konflik perairan
sumber utama: http://id.wikipedia.org/wiki/Laut#NOAA