PENENTUAN AWAL PUASA

Senin, 25 Juli 2011


Awal puasa ditentukan dengan tiga perkara :

1. Ru’yah hilal (melihat bulan sabit).
2. Persaksian atau kabar tentang ru’yah hilal.
3. Menyempurnakan bilangan hari bulan Sya’ban.

Tiga hal diatas tersebut diambil dari hadits-hadits dibawah ini :

1. Hadits dari Abi Hurairah radhiallahu ‘anhu, ia berkata :
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda : “Berpuasalah kalian karena melihatnya (hilal) dan berbukalah karena melihatnya (hilal bulan Syawal). Jika kalian terhalang awan, maka sempurnakanlah Sya’ban tiga puluh hari.” (HSR. Bukhari 4/106, dan Muslim 1081)

2. Hadits dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma :
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda : “Janganlah kalian mendahului bulan Ramadhan dengan puasa satu atau dua hari kecuali seseorang diantara kalian yang biasa berpuasa padanya. Dan janganlah kalian berpuasa sampai melihatnya (hilal Syawal). Jika ia (hilal) terhalang awan, maka sempurnakanlah bilangan tiga puluh hari kemudian berbukalah (Iedul Fithri) dan satu bulan itu 29 hari.” (HR. Abu Dawud 2327, An-Nasa’I 1/302, At-Tirmidzi 1/133, Al-Hakim 1/425, dan di Shahih kan sanadnya oleh Al-Hakim dan disetujui oleh Adz-Dzahabi)

3. Hadits dari ‘Adi bin Hatim radhiallahu ‘anhu :
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda : “Apabila datang bulan Ramadhan, amka berpuasalah 30 hari kecuali sebelum itu kalian melihat hilal.” (HR. At-Thahawi dalam Musykilul Atsar 105, Ahmad 4/377, Ath-Thabrani dalam Ak-Kabir 17/171 dan lain-lain)

4. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
“Puasalah karena melihatnya (hilal) dan berbukalah karena melihatnya. Jika awan menghalangi kalian sempurnakanlah tiga puluh hari. Jika dua orang saksi mempersaksikan (ru’yah hilal) maka berpuasalah dan berbukalah kalian karenanya.” (HR. An-Nasa’I 4/132, Ahmad 4/321, Ad-Daruquthni, 2/167, dari Abdurrahman bin Zaid bin Al-Khattab dari sahabat-sahabat Rasulullah, sanadnya Hasan. Demikian keterangan Syaikh Salim Al-Hilali serta Syaikh Ali Hasan. Lihat Shifatus Shaum Nabi, hal. 29)

Hadits-hadits semisal itu diantaranya dari Aisyah, Ibnu Umar, Thalhah bin Ali, Jabir bin Abdillah, Hudzaifah dan lain-lain Radliallahu ‘anhum. Syaikh Al-Albani membawakan riwayat-riwayat mereka serta takhtrij-nya dalam Irwa’ul Ghalil hadits ke 109.

Isi dan makna hadits-hadits diatas menunjukkan bahwa awal bulan puasa dan Iedul Fithri ditetapkan dengan tiga perkara diatas. Tentang persaksian atau kabar dari seseorang berdalil dengan hadits yang keempat dengan syarat pembawa berita adalah orang Islam yang adil, sebagaimana tertera dalam riwayat Ahmad dan Daraquthni. Sama saja saksinya dua atau satu sebagaimana telah dinyatakan oleh Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma ketika beliau berkata :

“Manusia sedang melihat-lihat (munculnya) hilal. Aku beritahukan kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bahwa aku melihatnya. Maka beliau berpuasa dan memerintahkan manusia untuk berpuasa.” (HR. Abu Dawud 2342, Ad-Darimi 2/4, Ibnu Hibban 871, Al-Hakim 1/423 dan Al-Baihaqi, sanadnya Shahih sebagaimana diterangkan oleh Al-Hafidh Ibnu Hajar dalam At-Talkhisul Kabir 2/187)

Catatan dari hadits-hadits diatas (oleh saya/uli):

1. Penentuan hilal yang disyari’atkan dalam agama ini cukup melihat bulan dengan mata telanjang.
2. Menentukan awal masuknya bulan dengan metode hisab dibantu dengan ilmu astronomi tidak disyari’atkan dalam agama ini (bid’ah), perhatikan hadits-hadits seputar penentuan hilal diatas.
3. Allah menjadikan mudah agama ini, maka tidak perlu kita mempersulit diri.
4. Perbedaan Mathla’ (Tempat Muncul Hilal) dan Perselisihan Tentangnya

Hadits-hadits diatas menerangkan dengan jelas bahwa dalam mengetahui masuk dan berakhirnya bulan puasa adalah dengan ru’yah hilal, bukan dengan hisab. Dan konteks kalimatnya kepada semua kaum muslimin bukan hanya kepada satu negeri atau kampung tertentu. Maka, bagaimana cara mengkompromikan hadits-hadits diatas dengan hadits Kuraib atau hadits Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhum yang berbunyi :

“Kuraib mengabarkan bahwa Ummu Fadll bintul Harits mengutusnya kepada Muawiyyah di Syam. Kuraib berkata : “Aku sampai di Syam kemudian aku memenuhi keperluannya dan diumumkan tentang hilal Ramadhan, sedangkan aku masih berada di Syam. Kami melihat hilal pada malam Jum’at. Kemudian aku tiba di Madinah pada akhir bulan. Maka Ibnu Abbas bertanya kepadaku – kemudian dia sebutkan tentang hilal — : ‘kapan kamu melihat Hilal?’ Akupun menjawab : ‘Aku melihatnya pada malam Jum’at. Beliau bertanya lagi : ‘Engkau melihatnya pada malam Jum’at ?’ Aku menjawab :’Ya, orang-orang melihatnya dan merekapun berpuasa, begitu pula Muawiyyah.’ Dia berkata : ‘Kami melihatnya pada malam Sabtu, kami akan berpuasa menyempurnakan tiga puluh hari atau kami melihatnya (hilal).’Aku bertanya : ‘Tidakkah cukup bagimu ruyah dan puasa Muawiyyah ?’ Beliau menjawab : ‘Tidak! Begitulah Rasulullah memerintahkan kami.’” (HR. Muslim 1087, At-Tirmidzi 647 dan Abu Dawud 1021. Riwayat Abu Dawud dan Tirmidzi di Shahih kan oleh Al-Albani dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi 1/213)

Dalam hadits Kuraib diatas dan hadits-hadits sebelumnya para ulama berselisih pendapat. Perselisihan ini disebutkan dalam Fathul Bari Juz. 4 hal. 147. Ibnu Hajar berkata : “Para Ulama berbeda pendapat tentang hal ini atas beberapa pendapat :

Pendapat Pertama :
Setiap negeri mempunyai ru’yah atau mathla’. Dalilnya dengan hadits Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma dalam Shahih Muslim. Ibnul Mundzir menceritakan hal ini dari Ikrimah, Al-Qasim Salim dan Ishak, At-Tirmidzi mengatakan bahwa keterangan dari ahli ilmu dan tidak menyatakan hal ini kecuali beliau. Al-Mawardi menyatakan bahwa pendapat ini adalah salah satu pendapat madzab Syafi’i.

Pendapat Kedua :
Apabila suatu negeri melihat hilal, maka seluruh negeri harus mengikutinya. Pendapat ini masyhur dari kalangan madzhab Malikiyah. Tetapi Ibnu Abdil Barr mengatakan bahwa ijma’ telah menyelisihinya. Beliau mengatakan bahwa para ulama sepakat bahwa ru’yah tidak sama pada negara yang berjauhan seperti antara Khurasan (negara di Rusia) dan Andalus (negeri Spanyol).

Al-Qurthubi berkata bahwa para syaikh mereka telah menyatakan bahwa apabila hilal tampak terang disuatu tempat kemudian diberitakan kepada yang lain dengan persaksian dua orang, maka hal itu mengharuskan mereka semua berpuasa.

Sebagian pengikut madzhab Syafi’i berpendapat bahwa apabila negeri-negeri berdekatan, maka hukumnya satu dan jika berjauhan ada dua :
1. Tidak wajib mengikuti, menurut kebanyakan mereka
2. Wajib mengikuti. Hal ini dipilih oleh Abu Thayib dan sekelompok ulama. Hal ini dikisahkan oleh Al-Baghawi dari Syafi’i.

Sedangkan dalam menentukan jarak (jauh) ada beberapa pendapat :
1. Dengan perbedaan mathla’. Ini ditegaskan oleh ulama Iraq dan dibenarkan oleh An-Nawawi dalam Ar-Raudlah dan Syarhul Muhadzab.
2. Dengan jarak mengqashar shalat. Hal ini ditegaskan Imam Al-Baghawi dan dibenarkan oleh Ar-Rafi’i dalam Ash-Shaghir dan An-Nawawi dalam Syarhul Muslim.
3. Dengan perbedaan iklim.
4. Pendapat As-Sarkhasi : “Keharusan ru’yah bagi setiap negeri yang tidak samar atas mereka hilal.”
5. Pendapat Ibnul Majisyun : “Tidak harus berpuasa karena persaksian orang lain…” berdalil dengan wajibnya puasa dan beriedul fithri bagi orang yang melihat hilal sendiri walaupun orang lain tidak berpuasa dengan beritanya.

Imam Syaukani menambahkan : “Tidak harus sama jika berbeda dua arah, yakni tinggi dan rendah yang menyebabkan salah satunya mudah melihat hilal dan yang lain sulit atau bagi setiap negeri mempunyai iklim. Hal ini diceritakan oleh Al-Mahdi dalam Al-Bahr dari Imam Yahya dan Hadawiyah.”

Hujjah ucapan-ucapan diatas adalah hadits Kuraib dan segi pengambilan dalil adalah perbuatan Ibnu Abbas bahwa beliau tidak beramal (berpuasa) dengan ru’yah penduduk Syam dan beliau berkata pada akhir hadits : “Demikian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyuruh kami.” Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma menghapal dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bahwa penduduk suatu negeri tidak harus beramal dengan ru’yah negeri lain. Demikian pendalilan mereka.

Adapun menurut jumhur ulama adalah tidak adanya perbedaan mathla’ (tempat munculnya hilal). Oleh karena itu kapan saja penduduk suatu negeri melihat hilal, maka wajib atas seluruh negeri berpuasa karena sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ,”Puasalah kalian karena melihat hilal dan berbukalah karena melihatnya.” Ucapan ini umum mencakup seluruh ummat manusia. Jadi siapa saja dari mereka melihat hilal dimanapun tempatnya, maka ru’yah itu berlaku bagi mereka semuanya.” (Fiqhus Sunah 1/368)

As-Shan’ani rahimahullah berkata, “Makna dari ucapan “karena melihatnya” yaitu apabila ru’yah didapati diantara kalian. Hal ini menunjukkan bahwa ru’yah pada suatu negeri adalah ru’yah bagi semua penduduk negeri dan hukumnya wajib.” (Subulus Salam 2/310)

Imam As-Syaukani membantah pendapat-pendapat yang menyatakan bahwasanya ru’yah hilal berkaitan dengan jarak, iklim dan negeri dalam kitabnya Nailul Authar 4/195.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Majmu’ Fatawa berkata : “Orang-orang yang menyatakan bahwa ru’yah tidak digunakan bagi semuanya (negeri-negeri) seperti kebanyakan pengikut-pengikut madzhab Syafi’i, diantaranya mereka ada yang membatasi dengan jarak qashar shalat, ada yang membatasi dengan perbedaan mathla’ seperti Hijaz dengan Syam, Iraq dengan Khurasan, kedua-duanya lemah (dha’if) karena jarak qashar shalat tidak berkaitan dengan hilal….

Apabila seseorang menyaksikan pada malam ke 30 bulan Sya’ban di suatu tempat, dekat maupun jauh, maka wajib puasa. Demikian juga kalau menyaksikan hilal pada waktu siang menjelang maghrib maka harus imsak (berpuasa) untuk waktu yang tersisa, sama saja baik satu iklim atau banyak iklim.” (Majmu’ Fatawa Juz 25 hal 104-105)

Shidiq Hasan Khan berkata : “Apabila penduduk suatu negeri melihat hilal, maka seluruh negeri harus mengikutinya. Hal itu dari segi pengambilan dalil hadits-hadits yang jelas mengenai puasa, yaitu “karena melihat hilal dan berbuka karena hilal” (Hadits Abu Hurairah dan lain-lain). Hadits-hadits tersebut berlaku untuk semua ummat, maka barangsiapa diantara mereka melihat hilal dimana saja tempatnya, jadilah ru’yah itu untuk semuanya …” (Ar-Raudhah An-Nadiyah 1/146).

Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullah dalam mengomentari ucapan Sayyid Sabiq yang mendukung pendapat yang mewajibkan ru’yah bagi setiap penduduk suatu negeri dan penentuan jarak dan tanda-tandanya mengatakan : “… Saya –demi Allah- tidak mengetahui apa yang menghalangi Sayyid Sabiq sehingga dia memilih pendapat yang syadz (ganjil) ini dan enggan mengambil keumuman hadits yang shahih dan merupakan pendapat jumhur ulama sebagaimana yang dia sebutkan sendiri. Pendapat ini juga telah dipilih oleh banyak kalangan ulama muhaqiqin seperti Ibnu Taimiyyah, di dalam Al-Fatawa jilid 25, As-Syaukani dalam Nailul Authar, Shidiq Hasan Khan di dalam Ar-Raudhah An-Nadiyah 1/224-225 dan selain mereka. Dan inilah yang benar. Pendapat ini tidak bertentangan dengan hadits Ibnu Abbas (hadits Kuraib) karena beberapa perkara yang disebutkan As-Syaukani rahimahullah. Kemungkinan yang lebih kuat untuk dikatakan adalah bahwa hadits Ibnu Abbas tertuju bagi orang yang berpuasa berdasarkan ru’yah negerinya, kemudian sampai berita kepadanya pada pertengahan Ramadhan bahwa di negeri lain melihat hilal satu hari sebelumnya. Pada keadaan semacam ini beliau (Ibnu Abbas) meneruskan puasanya bersama penduduk negerinya sampai sempurna 30 hari atau melihat hilal. Dengan demikian hilanglah kesulitan (pengkompromian dua hadits) tersebut sedangkan hadits Abu Harairah dan lain-lain tetap pada keumumannya, mencakup setiap orang yang sampai kepadanya ru’yah hilal dari negeri mana saja tanpa adanya batasan jarak sama sekali, sebagaimana yang ditegaskan oleh Ibnu Taimiyah di dalam Al-Fatawa 75/104 …(Tamamul Minnah, hal. 397)

3. Bolehkah Ber -Iedul Fithri Sendiri Menyelisihi Kaum Muslimin ?

Sekarang timbul permasalahan yaitu seseorang yang melihat ru’yah sendirian secara jelas, apakah dia harus beriedul fithri dan berpuasa sendiri atau bersama manusia ?
Dalam permasalahan ini ada tiga pendapat, sebagaimana yang dirinci oleh Ibnu Taimiyah dalam Majmu’ Fatawa 25/114 :

Pendapat Pertama :
Wajib atasnya berpuasa dan ber’iedul fithri secara sembunyi-sembunyi. Inilah madzhab Syafi’i.

Pendapat Kedua :
Dia harus berpuasa tetapi tidak ber’iedul fithri kecuali ketika bersama manusia. Pendapat ini masyhur dari madzhab Maliki dan Hanafi.

Pendapat Ketiga :
Dia berpuasa dan ber’iedul fithri bersama manusia. Inilah pendapat yang paling jelas karena sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam (artinya) : “Puasa kalian adalah hari kalian berpuasa dan berbuka kalian (Iedul Fithri) adalah hari kalian berbuka (tidak berpuasa) dan Adha kalian adalah hari kalian berkurban. (HR. Tirmidzi 2/37 dan beliau berkata “hadits gharib hasan”. Syaikh Al-Albani berkata : “Sanadnya jayyid dan rawi-rawinya semuanya tsiqah. Lihat Silsilah Al-Hadits As-Shahihah 1/440)

Demikian keterangan Syaikhul Islam.

Bertolak dari hadits Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu diatas, para ulama pun berkomentar. Di antaranya Imam At-Tirmidzi berkata setelah membawakan hadits ini : “Sebagian ahlu ilmi (ulama) mentafsirkan hadits ini bahwa puasa dan Iedul Fithri bersama mayoritas manusia.”

Imam As-Shan’ani berkata : “Dalam hadits itu terdapat dalil bahwa hari Ied ditetapkan bersama manusia. Orang yang mengetahui hari Ied dengan ru’yah sendirian wajib baginya untuk mencocoki lainnya dan mengharuskan dia untuk mengikuti mereka didalam shalat Iedul Fithri dan Iedul Adha.” (Subulus Salam 2/72)

Ibnul Qayyim berkata : “Dikatakan bahwa di dalam hadits itu terdapat bantahan terhadap orang yang mengatakan bahwa barangsiapa mengetahui terbitnya bulan dengan perkiraan hisab, boleh baginya untuk berpuasa dan berbuka, berbeda dengan orang yang tidak tahu. Juga dikatakan (makna yang terkandung dalam hadits itu) bahwa saksi satu orang apabila melihat hilal sedangkan hakim tidak menerima persaksiannya, maka dia tidak boleh berpuasa sebagaimana manusia tidak berpuasa.” (Tahdzibus Sunan 3/214)

Abul Hasan As-Sindi setelah menyebutkan hadits Abu Hurairah pada riwayat Tirmidzi, berkata dakam Shahih Ibnu Majah : “Yang jelas maknanya adalah bahwa perkara-perkara ini bukan untuk perorangan, tidak boleh bersendirian dalam hal itu. Perkaranya tetap diserahkan kepada imam dan jamaah. Atas dasar ini, jika seseorang melihat hilal sedangkan imam menolak persaksiannya, maka seharusnya tidak diakui dan wajib atasnya untuk mengikuti jamaah pada yang demikian itu.”

Syaikh Al-Albani menegaskan : “Makna inilah yang terambil dari hadits tersebut. Diperkuat makna ini dengan hujjah Aisyah terhadap Masruq melarang puasa pada hari Arafah karena khawatir pada saat itu hari nahr (10 Dzulhijah). Aisyah menerangkan kepadanya bahwa pendapatnya tidak dianggap dan wajib atasnya untuk mengikuti jama’ah. Aisyah berkata : “Nahr adalah hari manusia menyembelih kurban dan Iedul Fithri adalah hari manusia berbuka.” (Silsilah Al-Hadits As-Shahihah 1/443-444)

Akan tetapi jika seseorang tinggal disuatu tempat yang tidak ada orang kecuali dia, apabila ia melihat hilal, maka wajib berpuasa karena dia sendirian di sana. Sebagaimana perkataan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam Majmu’ fatawa 25/117.

Terkadang seorang Imam meremehkan ketika disampaikan penetapan hilal dengan menolak persaksian orang yang adil, bisa jadi karena tidak mau membahas tentang keadilannya atau karena politik dan sebaginya dari alasan-alasan yang tidak syar’i, maka bagaimana hukumnya ?

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam hal ini mengatakan : “Apa yang sudah menjadi ketetapan sebuah hukum tidak berbeda keadaannya pada orang yang diikuti dalam ru’yah hilal. Sama saja dia seorang mujtahid yang benar atau salah, atau melampaui batas. Tentang masalah apabila hilal tidak tampak dan tidak diumumkan padahal manusia sangat bersemangat mencarinya telah tersebut dalam As-Shahihah bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda tentang para imam : Mereka (para imam) shalat bersama kalian, jika mereka benar maka pahala bagi kalian dan mereka, dan jika salah maka pahala bagi kalian dan dosa atas mereka.” Maka kesalahan dan pelampauan batas adalah atas mereka bukan atas kaum muslimin yang tidak salah dan tidak melampaui batas.” (Majmu’ Fatawa, 25/206)

Jika timbul pertanyaan bagaimana hukum puasa pada hari mendung, pada saat hilal terhalang oleh awan sedangkan pada waktu itu malam yang ke 30 dari bulan Sya’ban ?

Dalam permasalahan ini, Abdullah bin Abdurrahman Ali Bassam menerangkan dalam kitab beliau Taudlihul Ahkam 1/139 sebagai berikut :

“Pendapat yang masyhur dalam madzhab Imam Ahmad adalah wajib puasa pada waktu itu. Pengikut-pengikut beliau membela madzhabnya dan membantah hujjah orang yang menyelisihinya. Pendapat ini berdalil dengan hadits Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma yang ada dalam Shahihain bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda : “Apabila kalian melihat hilal (Ramadhan), maka puasalah dan apabila melihatnya (hilal Syawal) maka berbukalah. Jika mendung atas kalian maka kira-kirakanlah.” Dengan persempit bulan Sya’ban menjadi 29 hari.

Sedangkan Imam Malik, Syafi’I dan Hanafi berpendapat bahwa tidak disyari’atkannya puasa pada waktu itu, karena pada waktu itu adalah waktu keraguan yang dilarang puasa padanya. Mereka berdalil dengan hadits Ammar yang diriwayatkan oleh Ashabus Sunan : “Barang siapa berpuasa pada hari yang diragukan, maka dia sungguh telah bermaksiat kepada Abul Qasim Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam .” Pendapat inilah pendapat Imam Ahmad yang sebenarnya.

Ibnu Qudamah berkata dalam Al-Mughni bahwa riwayat dari Imam Ahmad menyatakan bahwa pada waktu itu puasa tidak wajib dan jika dia puasa, maka tidak dianggap puasa Ramadhan. Inilah pendapat kebanyakan ahlul ilmi (ulama).

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah menyatakan : “Tidak berpuasa (pada saat itu) adalah madzhab Imam Ahmad. Imam Ahmad juga mengatakan bahwa berpuasa pada hari yang diragukan adalah mendahului Ramadhan dengan puasa satu hari. Sungguh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah melarang hal itu. Yang masih diragukan adalah tentang wajibnya berpuasa pada hari itu, padahal tidak wajib dilakukan bahkan yang disunnahkan adalah meninggalkannya …. Kalau dikatakan boleh dua perkara, maka sunnah untuk berbuka itu lebih utama.”

Beliau (Ibnu Taimiyyah) berkata dalam Al-Furu : “Aku tidak mendapatkan dari Ahmad bahwa beliau menegaskan wajibnya dan memerintahkannya, maka janganlah (pendapat diatas) dinisbatkan kepadanya.”

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan murid-murid beliau memilih larangan berpuasa (pada waktu itu).

Syaikh Muhammad bin Hasan berkata : “Tidak diragukan lagi bahwa para peneliti dari kalangan madzhab Hambali dan selainnya berpendapat tentang tidak wajibnya berpuasa bahkan dimakruhkan atau diharamkan.”

Syaikh Abdul Lathief bin Ibrahim barkata bahwa orang yang melarang puasa (pada waktu diatas) mempunyai hujah hadits-hadits, diantaranya hadits Ammar : “Tidak boleh puasa pada waktu ragu.” At-Tirmidzi mengatakan bahwa berdasarkan hadits ini para ulama dari kalangan shahabat dan tabi’in beramal.”
Demikian penjelasan Syaikh Ali Bassam.

Dari keterangan diatas menunjukkan bahwa malam ke-30 dari bulan Sya’ban apabila tidak terlihat hilal karena terhalang oleh awan dan selainnya adalah waktu yang diragukan padanya puasa. Oleh karena itu Imam As-Shan’ani menegaskan : “Ketahuilah bahwa hari yang diragukan adalah hari ke 30 dari bulan Sya’ban apabila tidak terlihat hilal pada malam itu, karena ada awan yang menghalangi atau selainnya. Bisa jadi saat itu bulan Ramadhan atau Sya’ban. Dan makna hadits Ammar dan selainnya menunjukkan atas haramnya puasa (pada saat itu).” (Subulus Salam 2/308)

Kalau sudah jelas bahwa hari yang diragukan, maka tidak sepantasnya bagi seorang muslim untuk berpuasa sebelum Ramadhan satu atau dua hari dengan alasan ihtiyath (berhati-hati) kecuali kalau hari itu bertepatan dengan hari puasa (yang biasa ia lakukan).

Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah Qasim Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda : “Janganlah kalian dahului Ramadhan dengan puasa satu atau dua hari, kecuali orang yang biasa berpuasa (bertepatan pada hari itu), maka puasalah.” (HR. Muslim)

Shilah bin Zufar dari Amar berkata : “Barangsiapa berpuasa pada hari yang diragukan, maka sungguh dia telah bermaksiat kepada Abul Qasim Qasim Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.” (Lihat Shifatus Shaum Nabi Qasim Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam karya Syaikh Ali Hasan dan Syaikh Salim Al-Hilali hal.28).

4. Hukum Hilal Yang Diketahui Pada Akhir Siang

Dari Umair bin Anas bin Malik dari pamannya dari kalangan shahabat bahwasanya ada sekelompok pengendara datang. Mereka mempersaksikan bahwa telah melihat hilal kemarin. Maka Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memerintahkan mereka untuk berbuka (Iedul Fithri) dan pergi pagi-pagi ke tanah lapang keesokan harinya. (HR. Ahmad dan Abu Dawud, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani di dalam Shahih Sunan Tirmidzi 1/214, hadits ke 1026).

Hadits ini sebagai dalil bagi orang yang berkata bahwasanya sahalat Ied boleh dilakukan pada hari kedua, apabila tidak jelas waktu Ied kecuali setelah keluar waktu shalatnya. Pendapat ini adalah pendapat Al-Auza’I, At-Tsauri, Ahmad, Ishaq, Abu Hanifah, Abu Yusuf, Muhammad, Syafi’I, dll… Dhahir hadits diatas menunjukkan bahwa shalat pada hari yang kedua itu adalah penunaian bukan qadla.” Demikian keterangan Imam Asy-Syaukani dalam Nailul Authar 3/310.

Imam As-Shan’ani menyatakan : “hadits diatas sebagai dalil bahwa shalat Ied dilaksanakan hari kedua tatkala waktu Ied diketahui dengan jelas sesuadah keluar (habis) waktu shalat.” (Subulus Salam 2/133)

Demikian keterangan para ulama tentang masalah diatas yang menunjukkan bolehnya shalat Iedul Fithri pada hari kedua. Semoga tulisan yang diambil dari kitab-kitab para ulama ini bermanfaat bagi kita. Kesempurnaan itu hanya mutlak milik Allah Ta’ala sedangkan makhluk tempat khilaf dan kekurangan. Wallahu A’lam bis Shawab.

Catatan :
Khusus hilal Iedhul Adha sedikit berbeda, mengingat hari Ied baru tanggal 10 bulan Dzulhijjah, maka tinggal dihitung sepuluh hari mendatang setelah hilal nampak.

(Dikutip dari Majalah Salafy, edisi XXIII, hal. 12-22, penulis Ustadz Zuhair Syarif).


penggunaan SIMBOL pada PETA

Minggu, 24 Juli 2011


Peta selalu dilengkapi dengan pemberian simbol-simbol yang merupakan generalisasi dari suatu benda atau bidang sebenarnya. Simbol hendaknya mudah digambar dan dibaca oleh pembaca peta atau users serta usahakan dibuat semenarik mungkin. Untuk lebih membuat simbol dan peta lebih menarik biasanya simbol-simbol tersebut diberi warna atau colouring. Simbol-simbol yang ditempatkan pada sebuah peta dapat dianalisa dan dapat menentukan tema dari peta tersebut.

Penggunaan simbol peta dari waktu ke waktu selalu berkembang mengikuti dan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan tentang perpetaan dan menyesuaikan pula dengan jenis peta sehingga memungkinkan simbol suatu seri peta berbeda dengan simbol seri peta lain. Simbol yang ada dalam sebuah peta hendaknya adalah simbol yang baik dan benar. Dalam buku “Desain dan Komposisi Peta Tematik” karangan Juhadi dan Dewi Liesnoor, disebutkan bahwa syarat simbol yang baik secara umum adalah:

  1. · Sederhana
  2. · Mudah digambar
  3. · Mudah dibaca
  4. · Mencerminkan data dengan teliti
  5. · Berbentuk seragam dalam suatu peta ataupun peta seri
  6. · Bersifat umum

Simbol pada dasarnya terbagi menjadi dua, antara lain:

Berdasar atas bentuknya:

  1. Simbol titik
  2. Simbol garis
  3. Simbol luasan

Berdasar atas arti atau sifatnya:

  1. Simbol kualitatif, yaitu simbol yang menyatakan keadaaan sebenarnya apa yang digambarkan dengan bentuk yang lebih sederhana. Simbol ini hanya mewakili unsur yang dimaksud baik berupa titik, garis, maupun luasan.
  2. Simbol kuantitatif, yaitu simbol yang menyatakan keadaaan sebenarnya apa yang digambarkan dengan bentuk yang lebih sederhana dengan disertai dengan nilai atau kuantitasnya. Nilai atau kuantitas tersebut dapat menunjukkan ketinggian, jumlah, luas, dan sebagainya.

Simbol titik sendiri dapat terbagi menjadi tiga, yaitu:

  1. Simbol Geometrik atau Abstrak, Simbol yang digunakan untuk mewakili suatu kenampakan muka bumi dengan bentuk yang abstrak, yang mudah digambar namun agak sulit diketahui maksudnya.
  2. Simbol Piktorial, Simbol yang digunakan untuk mewakili suatu kenampakan muka bumi dengan bentuk yang mirip atau identik dengan bentuk asli kenampakan tersebut.
  3. Simbol Huruf (Letter Symbol), Simbol yang digunakan untuk mewakili suatu kenampakan muka bumi yang khas atau khusus dengan huruf. Penggunaan simbol tersebut disesuaikan pula dengan jenis peta. Simbol ini mempunyai bentuk yang sangat sederhana dan sangat mudah di pahami, namun kebanyakan simbol ini kurang memiliki nilai keindahan ataupun kurang begitu artistik.

Simbol garis merupakan simbol yang digunakan untuk mewakili kenampakan muka bumi yang berupa garis, perhubungan, pemisahan, serta gerakan atau arus. Simbol dapat digolongkan menjadi 2, yaitu:

  1. Simbol garis deskriptif yaitu simbol garis yang digunakan untuk menyatakan unsur yang sesungguhnya ada, bentuknyapun biasanya mirip dengan sesungguhnya
  2. Simbol garis abstrak yaitu simbol garis yang digunakan untuk menyatakan unsur yang tak tampak, bentuknya menyesuaikan. Contoh:

- – - – - – - – - - : batas kecamatan

++++++++++ : batas propinsi

—————— : jalan setapak

Begitu pula dengan simbol luas, dibagi menjadi 2, antara lain:

  1. Simbol luas yang deskriptif
  2. Simbol luas yang abstrak

PENUTUP

Kesimpulan

Tidaklah mudah dalam pembuatan sebuah peta hingga menghasilkan peta yang baik dan benar. Tahapan dalam membuat peta secara umum adalah:

  1. Perencanaan
  2. Pencarian dan pengumpulan data
  3. Pengolahan data
  4. Penggambaran atau penyajian
  5. Penggunaan peta

Simbol merupakan salah satu unsur peta yang sangat penting, simbol mempu memberikan nyawa pada peta sehingga peta menjadi lebih mudah dimengerti. Dalam pemberiannya, simbol kelompokkan menjadi 2 jenis:

  1. Berdasar artinya terdiri dari simbol kualitatif dan simbol kuantitatif
  2. Berdasar atas bentuknya, terdiri dari simbol titik, simbol garis, dan simbol luas
sumber: http://ipankreview.wordpress.com/tag/simbol-peta/

Kamis, 21 Juli 2011


Pertimbangan utama dalam menentukan alternatif lokasi industri yaitu ditekankan pada biaya transportasi yang rendah. Pada prinsipnya beberapa teori lokasi tersebut untuk memberikan masukan bagi penentuan lokasi optimum, yaitu lokasi yang terbaik dan menguntungkan secara ekonomi. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai beberapa teori lokasi :
a. Theory of industrial location (teori lokasi industri) dari Alfred Weber
Teori ini dimaksudkan untuk menentukan suatu lokasi industri dengan mempertimbangkan risiko biaya atau ongkos yang paling minimum, dengan asumsi sebagai berikut:
1) Wilayah yang akan dijadikan lokasi industri memiliki: topografi, iklim dan penduduknya relatif homogen.
2) Sumber daya atau bahan mentah yang dibutuhkan cukup memadai.
3) Upah tenaga kerja didasarkan pada ketentuan tertentu, seperti Upah Minimum Regional (UMR).
4) Hanya ada satu jenis alat transportasi.
5) Biaya angkut ditentukan berdasarkan beban dan jarak angkut.
6) Terdapat persaingan antarkegiatan industri.
7) Manusia yang ada di daerah tersebut masih berpikir rasional.
Persyaratan tersebut jika dipenuhi maka teori lokasi industri dari Alfred Weber dapat digunakan. Weber menggunakan tiga faktor (variabel penentu) dalam analisis teorinya, yaitu titik material, titik konsumsi, dan titik tenaga kerja. Ketiga titik (faktor) ini diukur dengan ekuivalensi ongkos transport. Berdasarkan asumsi tersebut di atas, penggunaan teori Weber tampak seperti pada gambar berikut ini :

(a) (b) (c)
Segitiga Weber dalam menentukan lokasi industri(Sumber: Ilmu Pengetahuan Populer, 2000)
Keterangan:
M = pasar
P = lokasi biaya terendah.
R1, R2 = bahan baku
Gambar
(a) : apabila biaya angkut hanya didasarkan pada jarak.
(b) : apabila biaya angkut bahan baku lebih mahal dari pada hasil industri.
(c) : apabila biaya angkut bahan baku lebih murah dari pada hasil industri.

b. Teori lokasi industri optimal (Theory of optimal industrial location) dari Losch
Teori ini didasarkan pada permintaan (demand), sehingga dalam teori ini diasumsikan bahwa lokasi optimal dari suatu pabrik atau industri yaitu apabila dapat menguasai wilayah pemasaran yang luas, sehingga dapat dihasilkan pendapatan paling besar. Untuk membangun teori ini, Losch juga berasumsi bahwa pada suatu tempat yang topografinya datar atau homogen, jika disuplai oleh pusat (industri) volume penjualan akan membentuk kerucut. Semakin jauh dari pusat industri semakin berkurang volume penjualan barang karena harganya semakin tinggi, akibat dari naiknya ongkos transportasi. Berdasarkan teori ini, setiap tahun pabrik akan mencari lokasi yang dapat menguasai wilayah pasar seluas-luasnya. Di samping itu, teori ini tidak menghendaki wilayah pasarannya akan terjadi tumpang tindih dengan wilayah pemasaran milik pabrik lain yang menghasilkan barang yang sama, sebab dapat mengurangi pendapatannya. Karena itu, pendirian pabrik-pabrik dilakukan secara merata dan saling bersambungan sehingga berbentuk heksagonal.

c. Teori susut dan ongkos transport (theory of weight loss and transport cost)
Teori ini didasarkan pada hubungan antara faktor susut dalam proses pengangkutan dan ongkos transport yang harus dikeluarkan, yaitu dengan cara mengkaji kemungkinan penempatan industri di tempat yang paling menguntungkan secara ekonomi. Suatu lokasi dinyatakan menguntungkan apabila memiliki nilai susut dalam proses pengangkutan yang paling rendah dan biaya transport yang paling murah. Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa:
1) Makin besar angka rasio susut akibat pengolahan maka makin besar kemungkinan untuk penempatan industri di daerah sumber bahan mentah (bahan baku), dengan catatan faktor yang lainnya sama.
2) Makin besar perbedaan ongkos transport antara bahan mentah dan barang jadi maka makin besar kemungkinan untuk menempatkan industri di daerah pemasaran.

d. Model gravitasi dan interaksi (model of gravitation and interaction) dari Issac Newton dan Ullman
Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa tiap massa mempunyai gaya tarik (gravitasi) untuk berinteraksi di tiap titik yang ada di region yang saling melengkapi (regional complementarity), kemudian memiliki kesempatan berintervensi (intervening opportunity), dan kemudahan transfer atau pemindahan dalam ruang (spatial transfer ability). Teori interaksi ialah teori mengenai kekuatan hubungan-hubungan ekonomi (economic connection) antara dua tempat yang dikaitkan dengan jumlah penduduk dan jarak antara tempat-tempat tersebut. Makin besar jumlah penduduk pada kedua tempat maka akan makin besar interaksi ekonominya. Sebaliknya, makin jauh jarak kedua tempat maka interaksi yang terjadi semakin kecil. Untuk menggunakan teori ini perhatikan rumus berikut.

Keterangan:
I = gaya tarik menarik diantara kedua region.
d = jarak di antara kedua region.
P = jumlah penduduk masing-masing region.

e. Teori tempat yang sentral (theory of cental place) dari Walter Christaller
Teori ini didasarkan pada konsep range (jangkauan) dan threshold (ambang). Range (jangkauan) adalah jarak tempuh yang diperlukan untuk mendapatkan barang yang dibutuhkan masyarakat, sedangkan threshold (ambang) adalah jumlah minimal anggota masyarakat yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan suplai barang. Menurut teori ini, tempat yang sentral secara hierarki dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
1) Tempat sentral yang berhierarki 3 (K = 3), merupakan pusat pelayanan berupa pasar yang senantiasa menyediakan barang-barang bagi daerah sekitarnya, atau disebut juga kasus pasar optimal.
2) Tempat sentral yang berhierarki 4 (K = 4), merupakan situasi lalu lintas yang optimum. Artinya, daerah tersebut dan daerah sekitarnya yang terpengaruh tempat sentral itu senantiasa memberikan kemungkinan jalur lalu lintas yang paling efisien.
3) Tempat sentral yang berhierarki 7 (K = 7), merupakan situasi administratif yang optimum. Artinya, tempat sentral ini mempengaruhi seluruh bagian wilayah-wilayah tetangganya.
Untuk menerapkan teori ini, diperlukan beberapa syarat di antaranya sebagai berikut:
1) Topografi atau keadaan bentuk permukaan bumi dari suatu wilayah relatif seragam sehingga tidak ada bagian yang mendapat pengaruh lereng atau pengaruh alam lain dalam hubungannya dengan jalur angkutan.
2) Kehidupan atau tingkat ekonomi penduduk relatif homogen dan tidak memungkinkan adanya produksi primer yang menghasilkan padi-padian, kayu, dan batubara.

sumber: http//www.geografi-geografi.blogspot.com

MATERI PETA

Peta sebenarnya adalah alat bantu untuk mempelajari Geografi. Geografi adalah cabang ilmu yang dimasukkan ke dalam kelompok Ilmu Pengetahuan Sosial.
Bila kalian mengikuti sesi pembelajaran ini, diharapkan kalian mengenal dan bisa menggunakan Peta untuk mendapatkan informasi keruangan. Agar bisa menggunakan Peta saya ajak kalian untuk belajar:
  • mengelompokkan Peta berdasarkan jenisnya
  • membedakan Peta berdasarkan bentuknya
  • menggunakan Peta untuk mendapatkan informasi keruangan
1. apa itu PETA?
Coba amati foto daerah Porong sebelum semburan lumpur lapindo, 6 Oktober 2005, di bawah ini!
01sebelum lapindo

sumber:http://www.crisp.nus.edu.sg
dan amati lagi foto daerah Porong setelah semburan lumpur lapindo, 5 Januari 2005.
02 setelah sembuan

sumber:http://www.crisp.nus.edu.sg
Gambar-gambar di atas merupakan foto udara berdasarkan citra satelit daerah Porong, Sidoarjo, Jawa Timur. Dari foto udara pertama bisakah kamu menemukan Sungai Porong atau jalan tol? Dan pada foto udara kedua dapatkah kamu menunjukkan pusat semburan lumpur lapindo? Mengapa jalan tol tampak terputus? Menurut kamu lebih dekat mana pusat semburan dengan Sungai Porong atau jalan tol?
Ternyata dengan mengamati gambar permukaan bumi dari atas menggunakan foto udara sangat asyik dan kita lebih mudah mengamati serta menentukan lokasi dipermukaan bumi.
Sebelum ditemukannya teknik foto udara dan pencitraan satelit, manusia sudah berusaha menggambarkan wilayah geografis permukaan bumi untuk menentukan lokasi.
Gambaran wilayah geografis permukaan bumi yang diperkecil kenampakannya kalau dilihat dari atas dan dilengkapi dengan tulisan serta simbol-simbol tertentu disebut Peta.
Tehnik pembuatan peta mengalami perubahan dan perkembangan seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Perhatikan peta wilayah Asia Tenggara (keluaran VOC?) di bawah ini!
03 peta hindia belanda
Bandingkan peta di atas dengan Peta digital Asia Tenggara keluaran Microsoft Encarta 2007 di bawah ini! (klik untuk memperbesar)
04 asteng
Mana yang lebih tepat penggambarannya, peta jadul eh… jaman dulu atau peta digital Encarta, tentunya peta digital Encarta. Hal ini karena digital Encarta telah memenuhi syarat pembuatan peta yang benar, yaitu:
1. Conform yaitu bentuk gambar di peta sama dengan bentuk sesungguhnya permukaan bumi.
2. Equivalen yaitu luas gambar di peta harus sesuai dengan luas sesungguhnya di permukaan bumi.
3. Equidistan yaitu jarak di peta harus sesuai dengan jarak sesungguhnya di permukaan bumi.
Sebuah peta yang baik harus memenuhi beberapa unsur, yaitu Judul, Skala Peta, Simbol, Penunjuk Arah, Inset, Sumber, Tahun pembuatan.
Coba klik dan amati peta di bawah ini!
05 peta bali1
sumber: http://www.bakosurtanal.go.id
Dengan demikian peta yang baik harus berisi unsur-unsur dasar peta dan dibuat sesuai dengan syarat pembuatan peta yang benar!
Sekarang klik dan perhatikan lagi peta di bawah ini!
06 peta bali dasar
sumber: http://www.bakosurtanal.go.id
Menurut kamu peta tersebut termasuk Peta Umum atau Peta Khusus?
Benar kalau kamu menjawab Peta Umum, karena Peta Umum adalah peta yang menggambarkan beragam tema atau informasi pada suatu wilayah, misalnya pegunungan, danau, sungai, kota, jalan raya, jalan kereta api dan sebagainya.
Sedangkan peta yang menggambarkan tema atau informasi tertentu dari suatu wilayah, misalnya peta iklim, peta penyebaran penduduk, peta penyebaran minyak bumi, peta penyebaran ikan dan sebagainya disebut Peta Tematik, seperti pada contoh peta di bawah ini!
06 peta potensi ikan
sumber: http://www.dkp.go.id
Peta dapat ditampilkan dalam bentuk bermacam-macam, yaitu:
1. Peta konvensional, bisa berupa:
a. Peta datar (peta biasa), yaitu peta yang dibuat pada bidang datar, dapat menggunakan kertas, kain ataupun triplek. Sebagian besar peta dibuat dalam bidang datar!
b. Peta timbul (peta relief), yaitu peta yang dibuat berdasarkan bentuk permukaan bumi yang sebenarnya. Tinggi rendahnya permukaan bumi disesuaikan dengan kenampakan sebenarnya.
2. Peta digital, yaitu peta yang dibuat menggunakan program komputer sehingga proses pembuatannya lebih cepat dan tepat serta hasilnya lebih bagus. Contohnya adalah Google Earth, merupakan peta digital on line yang dirilis oleh Google Inc. Side bar “Pak Sarwo ada di …” menggunakan peta dari Google Earth.
Agar bisa menggunakan peta tersebut,ikuti penjelasanya pada cara menggunakan peta di bawah ini.
2. Menggunakan Peta untuk mendapatkan informasi keruangan
Pada bagian ini kalian saya ajak belajar menggunakan peta digital online yang ada di sidebar “Pak Sarwo ada di…”
Bila ingin memperbesar tampilan peta, klik tombol “enlarge this map”. Pada peta tersebut saya menempatkan marker (tanda segitiga) sebagai tanda lokasi. Gerakkan kursor pada marker untuk mengetahui lokasi geografis disekitar Pak Sarwo.
Bila kursor digerakkan pada area peta akan muncul tangan, dengan klik dan drag (klik kiri dan geser) maka peta akan bisa digeser sesuai keinginan. Selain cara tadi, bisa menggunakan beberapa tombol panah di kiri atas peta.
Kita juga bisa memperbesar dan memperkecil peta dengan menaik-turunkan slider zooming atau mengklik tombol + dan – dikiri tengah peta.
Dengan kelengkapan navigasi yang ada pada peta, coba cari lokasi tempat tinggalmu atau tempat-tempat yang kamu anggap menarik.

Info Geospassial Jadi Alat Bantu


JAKARTA, (PRLM).- Informasi Geospasial sebagai data geospasial yang sudah diolah dapat digunakan sebagai alat bantu dalam perumusan kebijakan, pengambilan keputusan dan/atau pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan ruang kebumian. Hal itu dikatakan Didik Mardiyanto, Kepala Bidang Promosi dan Administrasi Kerjasama, Bakosurtanal di Jakarta.

Seperti diketahui, UU No. 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial telah disetujui DPR RI pada 5 April 2011 dan disahkan oleh Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono pada 21 April 2011.

Informasi Geospasial yang akurat, dapat dipertanggungjawabkan dan mudah diakses oleh masyarakat. "Informasi Geospasial diperlukan untuk dasar perencanaan penataan ruang, penanggulangan bencana, pengelolaan sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya lainnya, sehingga dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kemakmuran seluruh rakyat Indonesia."

Dikatakan, pada puncak acara di Istana Merdeka mendatang, akan ditandai dengan tampilnya produk-produk unggulan Bakosurtalan sesuai UU No. 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial, maka nama BAkosurtanal menjadi Badan Informasi Geospasial (BIG), Produk itu antara lain Geoportal Nasional (Indonesian GeoSpasial Portal: Ina GeoPortal), Peta Ekoregion, dan Atlas Tactile.

sumber: http://www.pikiran-rakyat.com/node/152705

Tahun Ini Pemprov Jabar Tidak Buka Penerimaan CPNS

Rabu, 20 Juli 2011

BANDUNG, (PRLM).- Pemerintah Provinsi Jawa Barat, pada tahun ini diperkirakan tidak akan membuka formasi penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) dari jalur umum. Alasannya, saat ini jumlah pegawai negeri sipil di lingkungan Pemerintah Provinsi sudah terlalu banyak.

"Saya sudah melaporkan hal ini ke gubernur mengenai moratorium (penghentian sementara, red) penerimaan CPNS. Pada prinsipnya, tidak ada penerimaan CPNS dan tidak ada masalah," ungkap Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Jawa Barat, Solihin saat ditemui di ruang kerjanya, Jalan Ternate, Bandung, Rabu (6/7).

Solihin menambahkan, saat ini jumlah pegawai negeri sipil di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat sekitar 14.458 orang, sedangkan jumlah idealnya sebanyak 13.000 orang.

Diungkapkan Solihin, menyikapi moratorium itu, pihaknya melakukan antisipasi dengan optimalisasi sumber daya manusia yang ada saat ini. Optimalisasi tersebut salah satunya dengan mewajibkan para CPNS Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang baru saja mengikuti pra jabatan, untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi sesuai kompetensi yang dibutuhkan.

"Pemerintah provinsi akan membiayai sekolah tersebut hingga para CPNS yang melanjutkan sekolah itu bisa menguasai teknis kompetensinya. Tidak harus S1. Kalau sampai D3 pun akan kita akomodir. Intinya, saat menjadi PNS nanti, kompetensi dia bisa dimanfaatkan secara benar oleh pemerintah provinsi," kata Solihin.

Solihin menambahkan, saat ini Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah menggandeng beberapa perguruan tinggi teknis sebagai tempat lanjutan pendidikan CPNS. (A-198/das)***

SUMBER: http://www.pikiran-rakyat.com/node/151005

Letusan Lokon Kali Ini di Luar Kebiasaan

Senin, 18 Juli 2011

Situasi di luar dugaan. Pemerintah mengantisipasi kemungkinan terburuk Gunung Lokon.

Selasa, 19 Juli 2011, 07:30 WIB
Elin Yunita Kristanti

VIVAnews - Sembilan hari sejak statusnya ditingkatkan menjadi 'awas', aktivitas Gunung Lokon tetap tinggi. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, Senin kemarin, Lokon meletus dua kali.

"Sampai sekarang kondisi masih tinggi. Ditandai dengan tremor, gempa vulkanik dangkal dan gempa vulkanik dalam masih berlangsung," kata dia saat dihubungi VIVAnews.com, Selasa, 19 Juli 2011. "Kondisi letusan kali ini di luar kebiasaan Lokon," tambah dia,

Sutopo menjelaskan, pada letusan tahun sebelumnya pada 1991 dan 2001, Lokon meletus, lalu selesai. "Ini sampai berhari-hari," kata dia. Perubahan perilaku Lokon sebelumnya juga dialami Sinabung dan Merapi. "Sinabung meletus setelah hampir 400 tahun tenang, sementara Merapi biasanya hanya awan panas yang keluar, 2010 lalu meletus besar."

Ia menambahkan, BNPB dan semua pihak saat ini bersiap diri, mengantisipasti kemungkinan terburuk. "Menyusun rencana kedaruratan, kesiapsiagaan dalam skrenario terburuk seperti evakuasi ke mana, menyiapkan titik-titik pengungsian," kata Sutopo.

Logistik pun disiapkan. Hingga saat ini, dia menambahkan, tercatat ada 5.359 pengungsi Lokon yang berada di 24 titik. Pengungsi adalah persoalan krusial karena jumlahnya terus meningkat. "Itu berkaitan juga dengan penyediaan logistik."

Sementara, dalam menghadapi masyarakat, BNPB mengaku terbantu dengan gencarnya pemberitaan tentang situasi Lokokn. "Masyarakat banyak belajar, soal dampak letusan. Mereka juga punya rasa takut," kata Sutopo.

Selain itu, penduduk yang tidak menempel di punggung gunung dan jumlahnya sedikit--tak sepadat Merapi--juga lebih memudahkan evakuasi. Apalagi, "letusan Lokon tak sebesar Merapi."

Pada Minggu, 17 Juli 2011 lalu, Lokon memuntahkan material vulkanik setinggi 3.500 meter. Menurut Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Surono, ledakan kali ini tergolong lebih besar dari sebelumnya. Semburan material panas tampak tegak lurus dari mulut kawah. Belum diketahui, apakah ini adalah letusan terbesar Lokon atau mungkin akan ada yang lebih besar.

• VIVAnews

arti PETA

Pengertian Peta - Jenis, Macam, Bentuk, Warna, dan Syarat Membuat Peta, Atlas atau Globe / Bola Bumi - Bahas Pelajaran Geografi

A. Arti, Pengertian atau Definisi Peta

Peta adalah gambar atau lukisan keseluruhan atau pun sebagian permukaan bumi baik laut maupun darat.

B. Macam-Macam atau Jenis-Jenis Peta

Peta dapat diklasifikasi menjadi dua / 2 jenis, yakni :
1. Peta Umum
Peta umum adalah peta yang manampilkan bentuk fisik permukaan bumi suatu wilayah. Contoh : Peta jalan dan gedung wilayah DKI Jakarta.
2. Peta Khusus
Peta khusus adalah peta yang menampakkan suatu keadaan atau kondisi khusus suatu daerah tertentu atau keseluruhan daerah bumi. Contohnya adalah peta persebaran hasil tambang, peta curah hujan, peta pertanian perkebunan, peta iklim, dan lain sebagainya.

C. Pembagian Peta

1. Peta Luas
Peta luas adalah peta yang menggambarkan suatu daerah yang luas seperti peta dunia, peta daerah amerika utara, peta benua, peta samudera, peta kutub utara dan kutub selatan, dsb.
2. Peta Sempit
Peta sempit adalah peta yang hanya menampilkan sebagian kecil suatu area. Contoh peta sempit yaitu peta desa atau pedesaan, peta kota atau perkotaan, peta gorong-gorong kampung, peta gedung, denah rumah, dan lain sebagainya.

D. Bentuk Lain Dari Peta

1. Atlas
Atlas adalah gabungan dari beberapa peta yang dikumpulkan dalam sebuah buku yang memiliki judul atlas serta jenis-jenis atlas yang ada di buku tersebut.
2. Globe
Globe atau Bola Dunia adalah suatu bentuk tiruan bola bumi yang dibuat dalam skala yang kecil untuk dapat lebih memahami bentuk asli planet bumi.

E. Berbagai Macam dan Jenis Warna Peta Beserta Artinya / Arti Warna Pada Peta

1. Warna Laut
- hijau : 0 - 200 meter dpl / ketinggian
- kuning : 200 - 500 meter dpl / ketinggian
- coklat muda : 500 - 1500 meter dpl / ketinggian
- coklat : 1500 - 4000 meter dpl / ketinggian
- coklat berbintik hitam : 4000 - 6000 meter dpl / ketinggian
- coklat kehitam-hitaman : 6000 meter dpl lebih / ketinggian

2. Warna Darat
- biru pucat : 0 - 200 meter / kedalaman
- biru muda : 200 - 1000 meter / kedalaman
- biru : 1000 - 4000 meter / kedalaman
- biru tua : 4000 - 6000 meter / kedalaman
- biru tua berbintik merah : 6000 meter lebih / kedalaman

F. Syarat-Syarat yang Wajib Ada Pada Peta

1. Judul peta
2. Skala peta
3. Lambang Peta : jalan, sungai, ibu kota, pelabuhan, batas wiayah, dll
4. garis pinggir peta
5. Petunjuk arah mata angin : utara, selatan, timur, barat , dll

G. Jenis Skala Pada Peta

Pengertian atau definisi : Skala peta adalah perbandingan jarak di peta dengan jarak sesungguhnya dengan satuan atau tehnik tertentu.

1. Skala angka / skala pecahan
Contohnya seperti 1 : 1000 yang berarti 1 cm di peta sama dengan 1000 cm jarak aslinya di dunia nyata.
2. Skala Satuan
Misalnya seperti 1 inchi to 5 miles dengan arti 1 inch di peta adalah sama dengan 5 mil pada jarak sebenarnya.
3. Skala Garis
Skala garis menampilkan suatu garis dengan beberapa satuan jarak yang menyatakan suatu jarak pada tiap satuan jarak yang ada.

H. Proyeksi Pada Peta

Proyeksi peta adalah suatu teknik pemindahan gambar peta ke berbagai macam bentuk peta. Beberapa jenis-jenis proyeksi peta :
1. Proyeksi Mercator
2. Proyeksi Silinder
3. Proyeksi Mollowide
4. Proyeksi Kerucut

SUMBER: http://organisasi.org/pengertian_peta_jenis_macam_bentuk_warna_dan_syarat_membuat_peta_atlas_atau_globe_bola_bumi_bahas_pelajaran_geografi

proses terbentuknya awan

Minggu, 17 Juli 2011



Hujan adalah tetesan air dari udara yang jatuh di atas permukaan bumi. Proses terbentuknya hujan diawali dengan pembentukan awan. Awan itu sendiri terbentuk dari titik-titik uap air dari bumi (misalkan uap air laut) yang berkumpul di udara dan menempel pada media yang bisa ditempeli oleh uap air tersebut dalam ketinggian tertentu di atas permukaan bumi. Media yang dapat ditempeli oleh partikel-pertikel uap air tersebut biasanya adalah partikel garam dari lautan, atau asap dari bumi sehingga kumpulan partikel uap air tersebut membentuk gumpalan awan yang besar. Awan ini merupakan bibit hujan yang bergerak sesuai dengan arah tiupan angin.

Awan hangat yang terbentuk dari partikel air dapat menyebabkan terjadinya hujan gerimis. Awan hangat ini dapat jatuh ke permukaan bumi karena pengaruh gravitasi dan saat jatuh ke bumi masih berwujud kumpulan partikel air yang kecil. Dalam perjalanan jatuh ke bumi, kumpulan partikel air ini ada yang menguap dalam perjalanan sehingga ia tidak sampai ke permukaan bumi, akan tetapi ada juga yang dapat sampai ke permukaan bumi sehingga membentuk hujan gerimis.

Awan hangat juga dapat membentuk hujan lebat, proses terjadinya dimulai saat partikel air dari awan hangat ini jatuh kedalam awan yang berada dibawahnya dan saling bertabrakan sehingga membentuk tetesan air yang lebih besar. Tetesan air yang jatuh ke bumi ini dapat bergabung dengan tetesan dari awan lain sehingga membentuk hujan yang lebat.

Selain terbentuk dari awan hangat, hujan lebat juga dapat terbentuk dari awan dingin yang terbentuk dari kristal es dan partikel air yang berada jauh lebih tinggi dari pada awan hangat. Uap air atau partikel air akan menempel pada kristal es dan ikut membeku sehingga kristal es ini semakin membesar dan berat. Karena kristal es tersebut semakin besar karena tertempeli oleh uap air yang ikut membeku, maka ia akan semakin berat dan akhirnya jatuh ke permukaan bumi. Dalam perjalanan jatuh, udara yang hangat akan mencairkan kristal es tersebut sehingga yang jatuh ke permukaan bumi hanya berwujud tetesan air atau hujan yang lebat. Bila udara yang dilewati kristal es ini ketika jatuh dingin (misalnya didaerah yang beriklim dingin) maka kristal es ini akan jatuh tetap pada wujud kristal, dan yang terjadi adalah hujan salju.

jumlah burung di bogor berkurang

Bogor (ANTARA News) - Perhimpunan Pelestarian Burung Liar Indonesia, Burung Indonesia mengungkapkan jumlah jenis Burung di Kota Bogor semakin berkurang. Hal ini disebabkan oleh semakin berkurangnya lahan terbuka hijau.

"Data terakhir diperkirakan tinggal 50 jenis burung di Kebun Raya Bogor," kata Manager for conservation and development Burung Indonesia, Ria Saryanthi, saat ditemui dalam acara "Birds Around us bird walk 2011 di Taman Sempur, Kota Bogor, Minggu.

Berdasarkan dokumen LIPI, pada 1950 jumlah jenis burung di Kebun Raya Bogor mencapai 150 jenis.

Jumlah tersebut terus mengalami penurunan. Pada 2006, jumlah jenis burung di Kebun Raya Bogor tinggal 90 jenis.

Berkurangnya jumlah jenis burung tersebut sangat berpengaruh pada ekonsistem lingkungan, mengingat burung merupakan indikator alami kualitas lingkungan.

Beberapa jenis burung yang saat ini sangat sulit ditemukan di Kota Bogor seperti Mayar, Raja Udang dan Cekakak Jawa.

"Ketiga burung ini sudang sangat sulit kita temukan saat ini, biasanya burung-burung ini sering terbang di sekitar sungai Ciliwung," katanya.

Hilangnya sejumlah jenis burung tersebut, menurut Ria akibat berkurangnya ruang terbuka hijau yang menjadi habitat burung-burung liar.

Selain itu, pencemaran sungai akibat sampah rumah tangga dan limbah industrial yang dibuang ke sungai telah membuat pakan burung hilang.

"Sampah plastik yang hampir 80 persen terdapat di sungai ini sangat merusak biota dalam sungai yang merupakan tempat pakan burung," katanya.

Hilangnya pakan tersebut, mempengaruhi habitat burung, yang terjebak dalam dua pilihan yakni bermigrasi (pindah-red) atau bertahan dan tekurung di habitat tersebut selama-lamanya.
(*)

Senin, 11 Juli 2011



Pancaroba adalah masa peralihan antara dua musim utama di daerah iklim muson, yaitu antara musim penghujan dan musim kemarau. Dalam pranata mangsa yang dikenal di Pulau Jawa, pancaroba antara musim penghujan dan musim kemarau (biasa terjadi pada bulan Maret dan April) disebut sebagai mangsa (musim) marèng, sementara pancaroba antara musim kemarau dan musim penghujan (biasa terjadi pada bulan Oktober hingga Desember) disebut mangsa labuh.

Masa pancaroba biasa ditandai dengan tingginya frekuensi badai, hujan sangat deras disertai guruh, serta angin yang bertiup kencang. Pada masa pancaroba biasanya frekuensi orang yang menderita penyakit saluran pernafasan atas, seperti pilek atau batuk, relatif meningkat. Masa ini juga banyak ditandai dengan perilaku khas beberapa hewan dan tumbuhan. Pada masa marèng, umpamanya, tonggeret akan memasuki musim kawin dan mengeluarkan suara yang khas. Pada masa labuh, rayap akan mencapai tahap dewasa dan keluar dari liang di tanah sebagai laron.

objek GEOSFER taman nasional halimun gunung salak

Sabtu, 09 Juli 2011

Di TNGHS terdapat beberapa potensi obyek wisata alam, sejarah dan aktivitas budaya masyarakat lokal yang dapat dikembangkan menjadi paket-paket kegiatan pariwisata khususnya kegiatan ekowisata, seperti :

Air Terjun (Curug)
Keindahan air terjun merupakan salah satu daya tarik yang banyak diminati wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Pada umumnya air terjun terbentuk karena terjadinya patahan kulit bumi sehingga aliran air terpotong membentuk loncatan air sesuai prinsip aliran air dari ketinggian ke tempat yang lebih rendah. TNGHS mempunyai banyak air terjun, seperti :

  • Curug Cimantaja dan Curug Cipamulan, terletak di desa Cikiray, kecamatan Cikidang dan kabupaten Sukabumi
  • Curug Piit (Curug Cihanjawar), Curug Walet dan
  • Curug Cikudapaeh, terdapat di sekitar Perkebunan Teh Nirmala
  • Curug Citangkolo, terletak di desa Mekarjaya, kecamatan Kabandungan, kabupaten Sukabumi
  • Curug Ciberang dan Curug Cileungsing, terletak di sekitar kampung Leuwijamang
  • Curug Ciarnisah, terletak di sekitar kampung Cibedug Taman Nasional Gunung Halimun-Salak
    wisata/gunung.jpg
  • Di Gunung Salak terdapat beberapa curug diantaranya Curug Cangkuang (Cidahu); Curug Pilung (Girijaya); Curug Cibadak (Cijeruk); Curug Citiis (Ciapus); Curug Nangka (Taman Sari); Curug Ciputri (Tenjolaya); Curug Cihurang, Cirug Cigamea, Curug Ngumpet dan Curug Seribu (Pamijahan), Curug Cibereum (Jayanegara).

Puncak Gunung
TNGHS memiliki beberapa puncak gunung dengan ketinggian antara 1.700 – 2.211 m dpl. Secara resmi beberapa jalur pendakian ke puncak gunung di TNGHS belum dibuka dan ditata secara khusus. Tetapi beberapa puncak gunung dan hutan yang relatif masih lebat telah menarik didaki dan dikunjungi oleh berbagai kelompok pecinta alam, dengan memenuhi syarat pendakian : seperti membuat ijin pendakian, mempelajari peta jalur pendakian, pendakian didampingi petugas / orang yang sudah mengetahui jalur pendakian, mempersiapkan diri secara fisik dan perbekalan makanan yang cukup.

Beberapa puncak gunung yang menarik didaki :

  • Gunung Halimun Utara (1.929 m dpl.)
  • Gunung Botol (1.720 m dpl.)
  • Gunung Sanggabuana (1.919 m dpl.)
  • Gunung Kendeng Selatan (1.680 m dpl.)
  • Gunung Halimun Selatan (1758 m dpl.)
  • Gunung Puncak Salak 1 (2211 m dpl.)
  • Gunung Puncak Salak 2 (2190 m dpl.)

Di antara puncak-puncak yang umum dan menarik didaki di TNGHS adalah Puncak Gunung Salak 1 karena paling tinggi.
Adapun jalur pendakian ke puncak Gunung Salak sudah diketahui dan dirintis oleh para pendaki gunung melalui beberapa jalur masuk. Saat ini untuk mendaki Puncak Gunung Salak 1, harus dapat memenuhi persyaratan pendakian gunung dan mengurus ijin pendakian di Kantor BTNGHS di Kabandungan, Sukabumi.
Adapun jalur pendakian yang relatif aman dan umum digunakan adalah melalui jalur Javana Spa/Cangkuang, Cidahu –Simpang Kawah Ratu–Puncak Salak
1. Atau Pasir Reungit, Gunung Bunder–Kawah Ratu–Simpang Kawah/ Puncak Salak 1 – Puncak Salak 1

Kawah Ratu
Dengan dimasukannya Gunung Salak ke dalam pengelolaan TNGHS, saat ini terdapat fenomena alam yang menarik di TNGHS adalah Kawah Ratu, berada di lereng puncak Gunung Salak 1 dan di tengah hutan yang relatif masih baik. Untuk menuju tempat ini, dapat melalui jalur Cangkuang atau melalui Pasir Reungit, Gunung Bunder. Di lokasi ini pengunjung harus berhati-hati, tidak boleh lama dan terlalu dekat sumber-sumber uap panas, karena setiap saat dapat terjadi gas-gas beracun yang sangat berbahaya.

Bumi Perkemahan
Salah satu kegiatan yang dapat dikembangkan di TNGHS adalah berkemah di bumi perkemahan yang sudah tersedia sumber air dan kamar mandi. Lokasinya antara lain di Cangkuang, Sukamantri dan Gunung Bunder.

Candi Cibedug
Candi Cibedug terletak sekitar 10 km sebelah Barat desa Citorek yang dapat ditempuh dengan berjalan kaki sekitar 3 jam. Situs Candi yang berukuran kecil ini merupakan salah satu peninggalan kerajaan di Jawa Barat beberapa ratus tahun yang lalu. Situs ini banyak dikunjungi orang dari luar daerah untuk berziarah.

Gunung Batu dan Cadas Belang
Di dalam kawasan TNGHS juga terdapat lokasi-lokasi yang dipercayai mempunyai kekuatan spiritual, sehingga beberapa pengunjung datang untuk maksud berziarah. Seperti di Gunung Batu terdiri dari dinding batu yang terletak pada puncak bukit, sering digunakan untuk tempat penziarahan. Lokasi ini terletak di desa Mekarjaya dapat dicapai dengan jalan kaki sekitar 2 jam dari kampung Cigadog.

wisata/cikaniki.jpgStasiun Penelitian Cikaniki
Lokasinya terdapat di dalam hutan Cikaniki dekat kampung Citalahab. Saat ini Stasiun Penelitian selain dapat digunakan untuk kegiatan penelitian juga dapat digunakan untuk kunjungan ekowisata.


Jalur Interpretasi (Loop Trail) dan Homestay di Citalahab
Jalan setapak Cikaniki - Citalahab sepanjang 3,8 km dibuat pada tahun 1997, jalur ini telah dilengkapi dengan pal hekto meter (HM), papan petunjuk dan shelter. Setelah HM 15, pada jalur ini terdapat dua alternalif jalan yaitu yang langsung ke kampung Citalahab Sentral dimana terdapat homestay yang dikelola masyarakat lokal atau yang berputar ke perkebunan teh Nirmala blok Citalahab Bedeng sekitar 3,8 km. Sepanjang jalur ini dapat menikmati berbagai flora fauna menarik yang akan memberi pengalaman baru bagi pengunjung berjalan di dalam hutan tropis.

Jembatan Tajuk (Canopy Trail)
Jembatan gantung yang menghubungkan antara pepohonan sepanjang 100 m, lebar 0,6 m dengan ketinggian 20–25 m dari atas tanah dilengkapi dengan tangga naik. Jembatan ini terletak sekitar 200 m dari Stasiun Penelitian Cikaniki. Digunakan sebagai pendukung kegiatan penelitian.

Sumber Air Panas
Di TNGHS terdapat beberapa sumber air panas yang masih alami seperti di Cisukarame dan di Gunung Menir, maupun yang sudah dibuka sebagai tempat rekreasi, seperti di Gunung Salak Endah, Cisolok dan Cipanas.

Perkebunan
Perkebunan di sekitar TNGHS termasuk pemandangan alam yang menarik dan banyak dijumpai dalam perjalanan menuju kawasan TNGHS. Umumnya di wilayah kabupaten Sukabumi dan Bogor terdapat beberapa perkebunan teh yaitu perkebunan teh Jayanegara, Cianten, Pasir Madang dan Parakansalak. Bahkan jauh sebelum TNGHS ditetapkan, di tengah taman nasional juga terdapat enclave perkebunan teh Nirmala yang luasnya sekitar 997 ha.
Selain perkebunan teh saat ini disekitar TNGHS juga terdapat perkebunan kelapa sawit, seperti di Kelapa Nunggal, Cikidang, Cisolok dan juga sepanjang jalan dari Cigudeg di kabupaten Bogor menuju kota Rangkasbitung, kabupaten Lebak.
Arung Jeram dan Pantai Selatan
Perjalanan dari Sukabumi atau Cibadak menuju Pelabuhanratu dan terus ke Bayah selain menyusuri bagian tenggara atau selatan TNGHS juga akan melintasi jalur wisata arung jeram (sungai Citarik dan sungai Citatih) serta pantai selatan yang indah seperti pantai Karang Hawu, Karang Taraje dan Sawarna.


Seren Taun
Masyarakat adat kasepuhan Banten Kidul yang tinggal di sekitar TNGHS sampai saat ini masih mempunyai karakteristik budaya yang khas. Dimana setiap tahun setelah panen padi mereka mengadakan kegiatan adat yang disebut seren taun sebagai ungkapan rasa syukur atas keberhasilan dalam pertanian khususnya padi yang merupakan makanan pokok masyarakat.
Kegiatan seren taun selain untuk warga kasepuhan juga dapat disaksikan oleh masyarakat umum lainnya termasuk untuk kunjungan wisata budaya karena banyak kegiatan menarik yang dapat dilihat. Jadwal pelaksanaannya antara bulan Juni - Desember setiap tahun, tergantung perhitungan waktu masing-masing kelompok kasepuhan. Beberapa seren taun yang menarik untuk dikunjungi dan dilihat adalah seren taun di kasepuhan Ciptagelar, Sirnaresmi, Ciptamulya, Cicarucub, Cisitu, Cisungsang, Citorek dan Urug.

Kuburan Keramat dan situs-situs masa lampau
Selain situs Candi Cibedug dan Gunung Batu di TNGHS juga terdapat beberapa kuburan keramat dan situs-situs lainnya yang belum terungkap, bahkan ada yang berbentuk “batu berundak” seperti peninggalan masa-masa kerajaan dahulu. Walaupun terdapat di lokasi yang cukup sulit, sering orang berkunjung untuk berziarah seperti ke kuburan keramat di puncak Gunung Salak 1 dan ke lereng puncak Halimun Selatan.
Beberapa lokasi situs lainnya seperti situs Genterbumi di kampung Pangguyangan, situs Ciawitali di Gunung Bodas dan situs Ciarca di kecamatan Cikakak, situs Girijaya di kecamatan Cidahu, Sukabumi, situs Cibalay di kecamatan Tenjolaya, situs Batu Kipas, Lewijamang di kecamatan Sukajaya, Bogor dan situs Gunung Bedil di kecamatan Cibeber, Lebak.
Taman Nasional Gunung Halimun-Salak

sumber: http://www.tnhalimun.go.id/static/tourismobjects.html

Jumat, 08 Juli 2011

Definisi/Pengertian Laut, Jenis/Macam Laut & Fungsi/Peran/Manfaatnya

Dari sisi Bahasa Indonesia pengertian laut adalah kumpulan air asin dalam jumlah yang banyak dan luas yang menggenangi dan membagi daratan atas benua atau pulau. Jadi laut adalah merupakan air yang menutupi permukaan tanah yang sangat luas dan umumnya mengandung garam dan berasa asin. Biasanya air mengalir yang ada di darat akan bermuara ke laut.

Indonesia memiliki wilayah perairan laut yang sangat luas dan kurang terjaga sehingga mudah mendatangkan ancaman sengketa batas wilayah dengan negara tetangga. Untuk landas kontinen negara kita berhak atas segala kekayaan alam yang terdapat di laut sampai dengan kedalaman 200 meter. Batas laut teritorial sejauh 12 mil dari garis dasar lurus dan perbatasan laut zona ekonomi ekslusif (ZEE) sejauh 200 mil dari garis dasar laut.

Laut memiliki banyak fungsi / peran / manfaat bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya karena di dalam dan di atas laut terdapat kekayaan sumber daya alam yang dapat kita manfaatkan diantaranya yaitu :

1. Tempat rekreasi dan hiburan
2. Tempat hidup sumber makanan kita
3. Pembangkit listrik tenaga ombak, pasang surut, angin, dsb.
4. Tempat budidaya ikan, kerang mutiara, rumput laun, dll.
5. Tempat barang tambang berada
6. Salah satu sumber air minum (desalinasi)
7. Sebagai jalur transportasi air
8. Sebagai tempat cadangan air bumi
9. Tempat membuang sampah berbahaya (fungsi buruk)
10. Sebagai objek riset penelitian dan pendidikan
11. Tempat cewek matre berada (sori bercanda...), dan lain-lain.

Macam-Macam / Jenis-Jenis Laut :

A. Jenis/Macam Laut Berdasarkan Sebab Terjadinya :
1. Laut Ingresi : Adalah laut yang terjadi karena penurunan dasar laut dengan kedalaman 200 meter lebih.
2. Laut Transgresi : Adalah laut yang terjadi karena terjadi peninggian permukaan air laut yang memiliki kedalaman kurang dari 200 meter.
3. Laut Regresi : Adalah laut yang ada karena proses sedimentasi lumpur daratan yang masuk ke laut akibat erosi daratan.

B. Jenis/Macam Laut Berdasarkan Letak Laut :
1. Laut Tepi : Adalah laut yang ada di tepi benua.
2. Laut Pedalaman : Adalah laut yang dikelilingi oleh daratan benua yang hampir seluruhnya terkepung benua.
3. Laut Tengah : Adalah laut yang ada di tengah-tengah antara benua.

C. Jenis/Macam Laut Berdasarkan Kedalaman Laut :
1. Laut Zona Litoral : Adalah laut yang berada di batas antara garis pasang surut air laut yang bisa kering dan bisa tergenang air laut.
2. Laut Zona Neritik : Adalah laut yang mempunyai kedalaman kurang dari 200 meter.
3. Laut Zona Batial : Adalah laut yang memiliki kedalaman laut antara 200 hingga 1800 meter.
4. Laut Zona Abisal : Adalah laut yang memiliki kedalaman yang lebih dari 1800 meter.

WISATA PETUALANGAN KE GUNUNG SALAK

Kamis, 07 Juli 2011

Quantcast

Bagi masyarakat yang hobi dan suka alam bebas, Gunung salak merupakan salah satu tujuan mereka guna memenuhi kepuasan untuk bagaimana caranya menghargai dan mencintai alam. Gunung Salak mempunyai pemandangan dan pesona alam yang masih asri. Bila Anda ingin mencoba wisata petualangan dengan mendaki Gunung Salak, Anda dapat menggunakan beberapa jalur pendakian, salah satunya melalui Jalur Girijaya dan Jalur Kutajaya (Cimelati).
Gunung Salak sejak jaman dahulu sudah sering dikunjungi oleh para pejiarah, karena terdapat patung pemujaan di puncak gunung Salak. Selain itu terdapat juga makam Embah Gunung Salak yang sering dikunjungi para pejiarah. Sedangkan di kaki Gunung Salak banyak terdapat tempat-tempat keramat, salah satunya adalah makam keramat dan ada juga pura dengan sebutan Kuil Prabu Siliwangi.
Pendakian sebaiknya dilakukan pada musim kemarau, karena pada musim penghujan jalur menjadi becek seperti rawa dan licin sekali. Selain itu angin seringkali bertiup kencang. Sebenarnya gunung ini dapat didaki dari beberapa jalur, di antaranya jalur yang umum sering dipakai adalah jalur dari Wana Wisata Cangkuang Kecamatan Cidahu Kabupaten Sukabumi. Dari Cangkuang ini ada dua jalur yakni jalur lama yang menuju puncak Gunung Salak 1 dan jalur baru yang menuju Kawah Ratu. Jalur yang penuh dengan nuansa mistik untuk berziarah adalah jalur dari Wana Wisata Curug Pilung, Desa Giri Jaya, Kecamatan Cidahu, Desa Kutajaya / Cimelati.
Di sekitar pintu masuk Wana Wisata ini terdapat tempat-tempat yang nyaman untuk berkemah, juga banyak terdapat warung-warung makanan. Untuk menuju ke Kawah Ratu diperlukan waktu sekitar 3-5 jam perjalanan, sedangkan untuk menuju ke puncak Gunung Salak I diperlukan waktu sekitar 8 jam.
Dari bumi perkemahan menuju shelter I, jalur awalnya cukup curam, berupa batu-batuan yang ditata rapi. Kemudian akan memasuki kawasan hutan tropis yang lebat dengan pohon-pohon yang besar, sekitar 1/2 jam kemudian Anda akan melewati jalur yang bervariasi, datar, naik dan turun.
Menuju shelter II, jalur mulai lembab dan basah. Beberapa sungai kecil akan Anda lewati, namun bila musim kemarau sungai ini akan kering. Anda akan menyusuri jalur yang banyak ditumbuhi pohon-pohon pisang, namun jangan berharap menemukan buah pisang yang matang karena daerah ini banyak di huni monyet. Bila hari menjelang sore kita akan menyaksikan monyet-monyet bergelantungan di sarang mereka di sekitar jalur ini.
Di shelter II ini terdapat tempat yang cukup luas untuk mendirikan tenda, dengan pemandangan hutan tropis yang masih lebat, dan di dekat shelter II ini juga terdapat sungai. Menuju shelter III, Anda akan melewati jalan-jalan yang becek dan berlumpur. Bahkan di beberapa tempat, jalur berupa tanah licin yang curam, namun Anda masih agak tertolong adanya akar-akar pohon.
Untuk menuju shelter IV jalur semakin curam terutama di musim hujan licin sekali karena berupa tanah merah. Di beberapa tempat Anda akan melewati tempat-tempat becek yang kadang kedalamannya mencapai dengkul kaki. Anda akan melewati dua buah sungai yang jernih airnya, sebaiknya Anda mengambil air bersih disungai tersebut karena di sanalah sumber air bersih terakhir yang bisa dijumpai.
Shelter IV merupakan persimpangan jalan. Untuk menuju ke Kawah Ratu ambil jalan ke kiri, sedangkan untuk menuju ke puncak Gunung Salak ambil jalur ke kanan. Di shelter IV yang cukup luas ini Anda juga dapat mendirikan tenda.
Bagaimana, cukup seru bukan? nah buat Anda yang hobi wisata petualangan, tidak ada salahnya jika mencoba mendaki Gunung Salak, selain untuk memuaskan hati, Anda juga bisa merasakan keindahan alam yang tak ternilai harganya

sumber: http://panglimatipurwakarta.wordpress.com/2010/11/26/wisata-petualangan-ke-gunung-salak/

Sumbu Bumi Bergeser 14 cm Akibat Gempa Jepang 2011

Selasa, 05 Juli 2011


sumbu BUMI BERGESER 14 cm AKIBAT GEMPA JEPANG 2011

Bumi berputar mirip gasing. Memiliki sumbu tetapi sumbu bumi ini tidak tetap tetapi bergoyang. Perhatikan bumi yang berputar ini, perhatikan bahwa banyak pulau di belahan Utara dibandingkan belahan Selatan. Sehingga bumi ini tidak benar-benar memiliki bentuk yang seperti bola, tapi lebih mirip sebuah gasing.

:( “Pakdhe, Jadi tidak seperti elips ya ?”

:D “Thole, belahan bumi utara lebih banyak benuanya ketimbang yang selatan, kan ?”

Bentuk bumi inilah yang menyebabkan bumi memiliki perilaku gerakan seperti gasing. Ada sumbu berputarnya, juga ada sudut yang membentuk sudut dengan garis edar revolusi dengan matahari, serta memiliki perubahan sumbunya yang dikenal dengan gerakan goyangan atau wobble.

Chandler Wobble (Goyangan Chandler)

The Chandler Wobble adalah gerakan kecil di sumbu rotasi bumi relatif terhadap permukaan bumi, yang ditemukan oleh astronom Amerika Seth Carlo Chandler pada tahun 1891. Besaran goyangan ini sekitar 20 kaki (9 meter) di permukaan bumi dan memiliki jangka waktu 433 hari. Goyangan ini menggabungkan dengan goyangan lain dengan jangka waktu satu tahun sehingga gerak kutub total bervariasi dengan jangka waktu sekitar 7 tahun. Chandler Wobble (Goyangan Chandler) adalah contoh dari jenis gerak yang dapat terjadi untuk benda berputar yang tidak berbentuk bola, ini disebut angguk kepala bebas (Free Head). Sangat mirip dengan gasing kalau. Agak membingungkan memang, arah putaran bumi sumbu relatif terhadap bintang-bintang juga bervariasi dengan periode yang berbeda, dan ini gerakan (yang disebabkan oleh daya tarik pasang surut Bulan dan Matahari) juga disebut nutations, kecuali untuk paling lambat, yang merupakan presesi equinoxes.

PErhatikan bumi yang berputar, dan lihatlah bagaimana bumi berputar tidak secara tegaklurus pada porosnya. Penggambaran ini merupakan penggambaran perputaran rotasi bumi terhadap revolusi bumi.

:( “Pakdhe rotasi itu perputaran bumi pada porosnya, sedangkan revolusi itu perputaran bumi mengelilingi matahari, kan ?”

Rotasi dan Goyangan Sumbu Bumi.

Sumbu inersianya berubah 14 cm

Menurut Earth Observation Center perkiraan pertama mereka dari megaquake Honshu, Pantai Utara Jepang, pada 05:46 UT pada gerakan polar (sumbu axial). Menurut solusi momen tensor USGS awal dan model dislokasi Dahlen’s (1973), sumbu utama inersia telah berpindah sekitar 14 cm di permukaan bumi pada arah 135 ° BT. Efekini diperkirakan lebih besar dari efek gempa Cabe (Februari 2010) dan gempa Sumatra (Desember 2004). Hal ini dapat diamati sebagai langkah dalam fungsi eksitasinya, dideduksi dari penentuan koordinat kutub tentunya dengan perhitungan geodesi ruang yang cukup rumit. Tetapi langkah perpindahan tersebut bisa tidak dilihat dari proses hidro-meteorologis umum. (ditulis oleh Christian BIZOUARD, IERS Pusat EOP). Sumber data : Earth Orientation Center

Sumbu perputaran (Axial) dari bumi inilah yang diperkirakan telah bergeser sebesar 14 cm akibat gempa di Jepang 11 Maret 2011, kemarin. Pergeseran ini lebih besar dari pergeseran ketika gempa Aceh 2004, karena Aceh berada di Katulistiwa. Sedangkan Jepang berada dekat dengan kutub utara. Dengan demikian goyangan yang lebih kecil mampu menggeser sumbu perputaran bumi lebih besar.

Apa pengaruhnya dengan bumi ?

Titik pusat perputaran bumi di Kutub Utara telah tercatat bergerak sepanjang masa.

Perubahan titik sumbu ini sudah dipelajari sejak lama. Bahkan diketahui sumbu utara bumi ini telah berubah-ubah atau bergerak seperti diketahui disebelah ini.

Dengan demikian kita tahu bahwa bumi memang berputar secara rotasi, revolusi, juga memiliki sumbu yang miring antara revolusi dan rotasi. Namun juga sumbu perputaran bumi bergoyang-goyang mirip gasing.

Rumit ya perputaran bumi itu ? Secara teoritis gerakan ini dikenal dengan gerakan gyroscopic seperti diatas itu.

Jadi sumbu rotasi bumi memang selalu berubah-ubah, namun terjadi percepatan perubahan sumbu ini karena gempa Jepang 2011 ini sebesar 14 cm.

SUMBER: http://rovicky.wordpress.com/2011/03/13/sumbu-bumi-bergeser-akibat-gempa-jepang-2011/

KUMPULAN FOTO DARI DINDING FACEBOOK

 
 
 

YANG SAYA UCAPKAN UNTUK ANDA

......terimakasih telah berkesempatan mengunjungi blog kami .....