Pembentukan Bumi

Senin, 29 November 2010


Menurut ilmuan, bumi berusia sekitar 4,6 miliar tahun. Beberapa contoh batuan bulan dan meteorit (batuan angkasa luar yang jatuh ke bumi) juga berusia sama. Dari situ disimpulkan bahwa seluruh tata surya terbentuk secara bersamaan. Matahari, Bumin dan Planet lain terbentuk dari awan gas dan debu.

1. Nebula (awan gas dan debu) menyusut sekitar 4,6 miliar tahun lalu. Sebagian besar di antaranya menjadi matahari. Sisanya kemudian menyusut lagi dan terpecah menjadi gumapalan partikel es dan batuan. Setelah beberapa waktu, partikel-partikel ini melekat satu sama lain sampai berbentuk planet-planet.

2. Setelah sekitar 100 juta tahun, bumi menjadi bola batuan raksasa. Planet baru ini menjadi panas karena partikel-partikel batuannya saling berbebturan. Permukaanya lalu meleleh dan bumi muda ini tampak merah membara.

3. Radioaktivitas dalam batuan meningkatkan panasnya, sehingga seluruh bumi meleleh. Besi cair kemudian turun ke pusat bumi dan membentuk inti bumi. Batuan yang lebih ringan mengapung di atas lapisan besi itu. Sekitar 4,5 miliar tahun lalu permukaan bumi mendingin dan membentuk kerak bumi. Gunung-gunung api meletus dan memuntahkan gas dan uap air. Gas itu kemudian membentuk atmosfer sedang uap air berkondensasi (berubah jadi air) dan membentuk lautan.

4. kira-kira 3,5 miliar tahun lalu , muncullah makhluk-makhluk hidup pertama berbentuk sel mikroskopis. Sebagian di antaranya menghasilkan oksigen yang membentuk atmosfer sekitar 2,3 miliar tahun lalu. Sementara itu, benua-benua terpisah dan bergeser perlahan sampai ke posisi yang sekarang. Kini benua-benua itu masih terus bergeser. Proses ini disebut apungan benua.

sumber: http://ci-muetz.blogspot.com/2010/05/pembentukan-bumi.html


TEMUAN ILMIAH TERBARU DAN AL QURAN

Dalam Surat al-Isra ayat ke-88, Allah menunjukkan keagungan Al Quran:
"Katakanlah: 'Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Quran ini; niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain.'" (QS. Al Isra: 88)

Allah menurunkan Al Quran kepada manusia empat belas abad yang lalu. Beberapa fakta yang baru dapat diungkapkan dengan teknologi abad ke-21 ternyata telah dinyatakan Allah dalam Al Quran empat belas abad yang lalu. Hal ini menunjukkan bahwa Al Quran adalah salah satu bukti terpenting yang memungkinkan kita mengetahui keberadaan Allah.
Dalam Al Quran, terdapat banyak bukti bahwa Al Quran berasal dari Allah, bahwa umat manusia tidak akan pernah mampu membuat sesuatu yang menyerupainya. Salah satu bukti ini adalah ayat-ayat (tanda-tanda) Al Quran yang terdapat di alam semesta.

Sesuai dengan ayat "Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?" (QS. Fushilat: 53), banyak informasi yang ada dalam Al Quran ini sesuai dengan yang ada di dunia eksternal. Allah-lah yang telah menciptakan alam semesta dan karenanya memiliki pengetahuan mengenai semua itu. Allah juga yang telah menurunkan Al Quran. Bagi orang-orang beriman yang teliti, sungguh-sungguh, dan arif, banyak sekali informasi dan analisis dalam Al Quran yang dapat mereka lihat dan pelajari.

Meskipun demikian, perlu diingat bahwa Al Quran bukanlah buku ilmu pengetahuan. Tujuan diturunkannya Al Quran adalah sebagaimana yang diungkapkan dalam ayat-ayat berikut:
"Alif lam ra. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang-benderang dengan izin Tuhan Yang Mahakuasa lagi Maha Terpuji." (QS. Ibrahim: 1)

"… untuk menjadi petunjuk dan peringatan bagi orang-orang yang berpikir." (QS. Al Mu'min: 54)
Singkatnya, Allah menurunkan Al Quran sebagai petunjuk bagi orang-orang beriman. Al Quran menjelaskan kepada manusia cara menjadi hamba Allah dan mencari ridha-Nya.

Betapapun, Al Quran juga memberi informasi dasar mengenai beberapa hal seperti penciptaan alam semesta, kelahiran manusia, struktur atmosfer, dan keseimbangan di langit dan di bumi. Kenyataan bahwa informasi dalam Al Quran tersebut sesuai dengan temuan terbaru ilmu pengetahuan modern adalah hal penting, karena kesesuaian ini menegaskan bahwa Al Quran adalah "firman Allah". Menurut ayat "Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya" (Surat an-Nisa: 82), terdapat keserasian yang luar biasa antara pernyataan di dalam Al Quran dan dunia eksternal.

Pada halaman-halaman berikut kita akan membahas kesamaan yang luar biasa antara informasi tentang alam semesta yang ada dalam Al Quran dan dalam ilmu pengetahuan.
"Dia yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian pandanglah sekali lagi, niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itu pun dalam keadaan payah." (Surat Al Mulk: 3-4)


Teori Dentuman Besar (Big Bang) Dan Ajarannya

Persoalan mengenai bagaimana alam semesta yang tanpa cacat ini mula-mula terbentuk, ke mana tujuannya, dan bagaimana cara kerja hukum-hukum yang menjaga keteraturan dan keseimbangan, sejak dulu merupakan topik yang menarik.

Pendapat kaum materialis yang berlaku selama beberapa abad hingga awal abad ke-20 menyatakan, bahwa alam semesta memiliki dimensi tak terbatas, tidak memiliki awal, dan akan tetap ada untuk selamanya. Menurut pandangan ini, yang disebut "model alam semesta yang statis", alam semesta tidak memiliki awal maupun akhir.

Dengan memberikan dasar bagi filosofi materialis, pandangan ini menyangkal adanya Sang Pencipta, dengan menyatakan bahwa alam semesta ini adalah kumpulan materi yang konstan, stabil, dan tidak berubah-ubah. Namun, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi abad ke-20 menghancurkan konsep-konsep primitif seperti model alam semesta yang statis. Saat ini, pada awal abad ke-21, melalui sejumlah besar percobaan, pengamatan, dan perhitungan, fisika modern telah mencapai kesimpulan bahwa alam semesta memiliki awal, bahwa alam diciptakan dari ketiadaan dan dimulai oleh suatu ledakan besar.



Selain itu, berlawanan dengan pendapat kaum materialis, kesimpulan ini menyatakan bahwa alam semesta tidaklah stabil atau konstan, tetapi senantiasa bergerak, berubah, dan memuai. Saat ini, fakta-fakta tersebut telah diakui oleh dunia ilmu pengetahuan. Sekarang, marilah kita lihat bagaimana fakta-fakta yang sangat penting ini dijelaskan oleh ilmu pengetahuan.

"Semua yang berada di langit dan yang berada di bumi bertasbih kepada Allah (menyatakan kebesaran Allah). Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Kepunyaan-Nyalah kerajaan langit dan bumi, Dia menghidupkan dan mematikan, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu." (Surat al-Hadid: 1-2)


Pemuaian Alam Semesta

Pada tahun 1929, di observatorium Mount Wilson di California, seorang astronom Amerika bernama Edwin Hubble membuat salah satu temuan terpenting dalam sejarah astronomi. Ketika tengah mengamati bintang dengan teleskop raksasa, dia menemukan bahwa cahaya yang dipancarkan bintang-bintang bergeser ke ujung merah spektrum. Ia pun menemukan bahwa pergeseran ini terlihat lebih jelas jika bintangnya lebih jauh dari bumi. Temuan ini menggemparkan dunia ilmu pengetahuan. Berdasarkan hukum-hukum fisika yang diakui, spektrum sinar cahaya yang bergerak mendekati titik pengamatan akan cenderung ungu, sementara sinar cahaya yang bergerak menjauhi titik pengamatan akan cenderung merah. Pengamatan Hubble menunjukkan bahwa cahaya dari bintang-bintang cenderung ke arah warna merah. Ini berarti bahwa bintang-bintang tersebut senantiasa bergerak menjauhi kita.
Tidak lama sesudah itu, Hubble membuat temuan penting lainnya: Bintang dan galaksi bukan hanya bergerak menjauhi kita, namun juga saling menjauhi. Satu-satunya kesimpulan yang dapat dibuat tentang alam semesta yang semua isinya bergerak saling menjauhi adalah bahwa alam semesta itu senantiasa memuai.

Agar lebih mudah dimengerti, bayangkan alam semesta seperti permukaan balon yang tengah ditiup. Sama seperti titik-titik pada permukaan balon akan saling menjauhi karena balonnya mengembang, benda-benda di angkasa saling menjauhi karena alam semesta terus memuai. Sebenarnya, fakta ini sudah pernah ditemukan secara teoretis. Albert Einstein, salah seorang ilmuwan termasyhur abad ini, ketika mengerjakan Teori Relativitas Umum, pada mulanya menyimpulkan bahwa persamaan yang dibuatnya menunjukkan bahwa alam semesta tidak mungkin statis. Namun, dia mengubah persamaan tersebut, dengan menambahkan sebuah "konstanta" untuk menghasilkan model alam semesta yang statis, karena hal ini merupakan ide yang dominan saat itu. Di kemudian hari Einstein menyebut perbuatannya itu sebagai "kesalahan terbesar dalam kariernya".

Jadi, apakah pentingnya fakta pemuaian alam semesta ini terhadap keberadaan alam semesta?

Pemuaian alam semesta secara tidak langsung menyatakan bahwa alam semesta bermula dari satu titik tunggal. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa "satu titik tunggal" yang mengandung semua materi alam semesta ini pastilah memiliki "volume nol" dan "kepadatan tak terbatas". Alam semesta tercipta akibat meledaknya titik tunggal yang memiliki volume nol tersebut. Ledakan hebat yang menandakan awal terbentuknya alam semesta ini dinamakan Ledakan Besar (Big Bang), dan teori ini dinamai mengikuti nama ledakan tersebut.

Harus dikatakan di sini bahwa "volume nol" adalah istilah teoretis yang bertujuan deskriptif. Ilmu pengetahuan hanya mampu mendefinisikan konsep "ketiadaan", yang melampaui batas pemahaman manusia, dengan menyatakan titik tunggal tersebut sebagai "titik yang memiliki volume nol". Sebenarnya, "titik yang tidak memiliki volume" ini berarti "ketiadaan". Alam semesta muncul dari ketiadaan. Dengan kata lain, alam semesta diciptakan.

Fakta ini, yang baru ditemukan oleh fisika modern pada akhir abad ini, telah diberitakan Al Quran empat belas abad yang lalu:

"Dia Pencipta langit dan bumi." (QS. Al An'am:101)

Jika kita membandingkan pernyataan pada ayat di atas dengan teori Ledakan Besar, terlihat kesamaan yang sangat jelas. Namun, teori ini baru diperkenalkan sebagai teori ilmiah pada abad ke-20.

Pemuaian alam semesta merupakan salah satu bukti terpenting bahwa alam semesta diciptakan dari ketiadaan. Meskipun fakta di atas baru ditemukan pada abad ke-20, Allah telah memberitahukan kenyataan ini kepada kita dalam Al Quran 1.400 tahun yang lalu:
"Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa." (Surat Adz-Dzariyat:47)

Pada tahun 1948, George Gamov mengemukakan gagasan lain mengenai teori Ledakan Besar. Dia menyatakan bahwa setelah terbentuknya alam semesta dari ledakan hebat, di alam semesta seharusnya terdapat surplus radiasi, yang tersisa dari ledakan tersebut. Lebih dari itu, radiasi ini seharusnya tersebar merata di seluruh alam semesta.

Bukti "yang seharusnya ada" ini segera ditemukan. Pada tahun 1965, dua orang peneliti bernama Arno Penzias dan Robert Wilson, menemukan gelombang ini secara kebetulan. Radiasi yang disebut "radiasi latar belakang" ini tampaknya tidak memancar dari sumber tertentu, tetapi meliputi seluruh ruang angkasa. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa gelombang panas yang memancar secara seragam dari segala arah di angkasa ini merupakan sisa dari tahapan awal Ledakan Besar. Penzias dan Wilson dianugerahi Hadiah Nobel untuk temuan ini.

Pada tahun 1989, NASA mengirimkan satelit Cosmic Background Explorer (COBE) ke angkasa untuk melakukan penelitian mengenai radiasi latar belakang. Pemindai sensitif pada satelit hanya membutuhkan waktu delapan menit untuk menegaskan perhitungan Penzias dan Wilson. COBE telah menemukan sisa-sisa ledakan hebat yang mengawali terbentuknya alam semesta.

Bukti penting lain berkenaan dengan Ledakan Besar adalah jumlah hidrogen dan helium di ruang angkasa. Pada penghitungan terbaru, diketahui bahwa konsentrasi hidrogen-helium di alam semesta sesuai dengan penghitungan teoretis konsentrasi hidrogen-helium yang tersisa dari Ledakan Besar. Jika alam semesta tidak memiliki awal dan jika alam semesta ada sejak adanya keabadian (waktu yang tak terhingga), seharusnya hidrogen terpakai seluruhnya dan diubah menjadi helium.


Semua bukti kuat ini memaksa komunitas ilmiah untuk menerima teori Ledakan Besar. Model ini merupakan titik terakhir yang dicapai oleh para ahli kosmologi berkaitan dengan awal mula dan pembentukan alam semesta.

Dennis Sciama, yang membela teori keadaan ajeg (steady-state) bersama Fred Hoyle selama bertahun-tahun, menggambarkan posisi terakhir yang mereka capai setelah terkumpulnya semua bukti tentang teori Ledakan Besar. Sciama mengatakan bahwa ia telah ambil bagian dalam perdebatan sengit antara para pembela teori keadaan ajeg dan mereka yang menguji dan berharap dapat menyangkal teori tersebut. Dia menambahkan bahwa dulu dia membela teori keadaan ajeg bukan karena menganggap teori tersebut benar, melainkan karena berharap bahwa teori itu benar. Fred Hoyle bertahan menghadapi semua keberatan terhadap teori ini, sementara bukti-bukti yang berlawanan mulai terungkap. Selanjutnya, Sciama bercerita bahwa pertama-tama ia menentang bersama Hoyle. Akan tetapi, saat bukti-bukti mulai bertumpuk, ia mengaku bahwa perdebatan tersebut telah selesai dan teori keadaan ajeg harus dihapuskan.
Prof. George Abel dari University of California juga mengatakan bahwa sekarang telah ada bukti yang menunjukkan bahwa alam semesta bermula miliaran tahun yang lalu, yang diawali dengan Dentuman Besar. Dia mengakui bahwa dia tidak memiliki pilihan lain kecuali menerima teori Dentuman Besar.

Dengan kemenangan teori Dentuman Besar, konsep "zat yang kekal" yang merupakan dasar filosofi materialis dibuang ke tumpukan sampah sejarah. Jadi, apakah yang ada sebelum Dentuman Besar, dan kekuatan apakah yang menjadikan alam semesta ini "ada" melalui sebuah dentuman besar, jika sebelumnya alam semesta ini "tidak ada"? Pertanyaan ini jelas menyiratkan, dalam kata-kata Arthur Eddington, adanya fakta "yang tidak menguntungkan secara filosofis" (tidak menguntungkan bagi materialis), yaitu adanya Sang Pencipta. Athony Flew, seorang filsuf ateis terkenal, berkomentar tentang hal ini sebagai berikut:

Semua orang tahu bahwa pengakuan itu baik bagi jiwa. Oleh karena itu, saya akan memulai dengan mengaku bahwa kaum ateis Stratonician telah dipermalukan oleh konsensus kosmologi kontemporer. Tampaknya ahli kosmologi memiliki bukti-bukti ilmiah tentang hal yang menurut St. Thomas tidak dapat dibuktikan secara filosofis; yaitu bahwa alam semesta memiliki permulaan. Sepanjang alam semesta dapat dianggap tidak memiliki akhir maupun permulaan, orang tetap mudah menyatakan bahwa keberadaan alam semesta, dan segala sifatnya yang paling mendasar, harus diterima sebagai penjelasan terakhir. Meskipun saya masih percaya bahwa hal ini tetap benar, tetapi benar-benar sulit dan tidak nyaman mempertahankan posisi ini di depan cerita Dentuman Besar.

Banyak ilmuwan, yang tidak secara buta terkondisikan menjadi ateis, telah mengakui keberadaan Yang Maha Pencipta dalam penciptaan alam semesta. Sang Pencipta pastilah Dia yang menciptakan zat dan ruang/waktu, tetapi Dia tidak bergantung pada ciptaannya. Seorang ahli astrofisika terkenal bernama Hugh Ross mengatakan:

Jika waktu memiliki awal yang bersamaan dengan alam semesta, seperti yang dikatakan teorema-ruang, maka penyebab alam semesta pastilah suatu wujud yang bekerja dalam dimensi waktu yang benar-benar independen dari, dan telah ada sebelum, dimensi waktu kosmos. Kesimpulan ini sangat penting bagi pemahaman kita tentang siapakah Tuhan, dan siapa atau apakah yang bukan Tuhan. Hal ini mengajarkan bahwa Tuhan bukanlah alam semesta itu sendiri, dan Tuhan tidak berada di dalamnya

Zat dan ruang/waktu diciptakan oleh Yang Maha Pencipta, yaitu Dia yang terlepas dari gagasan tersebut. Sang Pencipta adalah Allah, Dia adalah Raja di surga dan di bumi.
Allah memberi tahu bukti-bukti ilmiah ini dalam Kitab-Nya, yang Dia turunkan kepada kita manusia empat belas abad lalu untuk menunjukkan keberadaan-Nya.


Kesempurnaan Di Alam Semesta

"Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itu pun dalam keadaan payah." (QS. Al Mulk: 3-4)

Di alam semesta, miliaran bintang dan galaksi yang tak terhitung jumlahnya bergerak dalam orbit yang terpisah. Meskipun demikian, semuanya berada dalam keserasian. Bintang, planet, dan bulan beredar pada sumbunya masing-masing dan dalam sistem yang ditempatinya masing-masing. Terkadang galaksi yang terdiri atas 200-300 miliar bintang bergerak melalui satu sama lain. Selama masa peralihan dalam beberapa contoh yang sangat terkenal yang diamati oleh para astronom, tidak terjadi tabrakan yang menyebabkan kekacauan pada keteraturan alam semesta.

Di seluruh alam semesta, besarnya kecepatan benda-benda langit ini sangat sulit dipahami bila dibandingkan dengan standar bumi. Jarak di ruang angkasa sangatlah besar bila bandingkan dengan pengukuran yang dilakukan di bumi. Dengan ukuran raksasa yang hanya mampu digambarkan dalam angka saja oleh ahli matematika, bintang dan planet yang bermassa miliaran atau triliunan ton, galaksi, dan gugus galaksi bergerak di ruang angkasa dengan kecepatan yang sangat tinggi.

Misalnya, bumi berotasi pada sumbunya dengan kecepatan rata-rata 1.670 km/jam. Dengan mengingat bahwa peluru tercepat memiliki kecepatan rata-rata 1.800 km/jam, jelas bahwa bumi bergerak sangat cepat meskipun ukurannya sangat besar.

Kecepatan orbital bumi mengitari matahari kurang-lebih enam kali lebih cepat dari peluru, yakni 108.000 km/jam. (Andaikan kita mampu membuat kendaraan yang dapat bergerak secepat ini, kendaraan ini dapat mengitari bumi dalam waktu 22 menit.)



Namun, angka-angka ini baru mengenai bumi saja. Tata surya bahkan lebih menakjubkan lagi. Kecepatan tata surya mencapai tingkat di luar batas logika manusia. Di alam semesta, meningkatnya ukuran suatu tata surya diikuti oleh meningkatnya kecepatan. Tata surya beredar mengitari pusat galaksi dengan kecepatan 720.000 km/jam. Kecepatan Bima Sakti sendiri, yang terdiri atas 200 miliar bintang, adalah 950.000 km/jam di ruang angkasa.

Kecepatan yang luar biasa ini menunjukkan bahwa hidup kita berada di ujung tanduk. Biasanya, pada suatu sistem yang sangat rumit, kecelakaan besar sangat sering terjadi. Namun, seperti diungkapkan Allah dalam ayat di atas, sistem ini tidak memiliki "cacat" atau "tidak seimbang". Alam semesta, seperti juga segala sesuatu yang ada di dalamnya, tidak dibiarkan "sendiri" dan sistem ini bekerja sesuai dengan keseimbangan yang telah ditentukan Allah.

"Dia Pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai isteri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia mengetahui segala sesuatu. (Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia adalah Pemelihara segala sesuatu. Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui. Sesungguhnya telah datang dari Tuhanmu bukti-bukti yang terang; maka barangsiapa melihat (kebenaran itu), maka (manfaatnya) bagi dirinya sendiri; dan barangsiapa buta (tidak melihat kebenaran itu), maka kemudharatannya kembali kepadanya." (QS. AlAn'am: 101-104)


Orbit Dan Alam Semesta Yang Berotasi

Salah satu sebab utama yang menghasilkan keseimbangan di alam semesta, tidak diragukan lagi, adalah beredarnya benda-benda angkasa sesuai dengan orbit atau lintasan tertentu. Walaupun baru diketahui akhir-akhir ini, orbit ini telah ada di dalam Al Quran:

"Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya." (QS. Al Anbiya:33)

Bintang, planet, dan bulan berputar pada sumbunya dan dalam sistemnya, dan alam semesta yang lebih besar bekerja secara teratur seperti pada roda gigi suatu mesin. Tata surya dan galaksi kita juga bergerak mengitari pusatnya masing-masing. Setiap tahun bumi dan tata surya bergerak 500 juta kilometer menjauhi posisi sebelumnya. Setelah dihitung, diketahui bahwa bila suatu benda langit menyimpang sedikit saja dari orbitnya, hal ini akan menyebabkan hancurnya sistem tersebut. Misalnya, marilah kita lihat apa yang akan terjadi bila orbit bumi menyimpang 3 mm lebih besar atau lebih kecil dari yang seharusnya.
"Selagi berotasi mengitari matahari, bumi mengikuti orbit yang berdeviasi sebesar 2,8 mm dari lintasannya yang benar setiap 29 km. Orbit yang diikuti bumi tidak pernah berubah karena penyimpangan sebesar 3 mm akan menyebabkan kehancuran yang hebat. Andaikan penyimpangan orbit adalah 2,5 mm, dan bukan 2,8 mm, orbit bumi akan menjadi sangat luas dan kita semua akan membeku. Andaikan penyimpangan orbit adalah 3,1 mm, kita akan hangus dan mati." (Bilim ve Teknik, Juli 1983)


Matahari

Berjarak 150 juta km dari bumi, matahari menyediakan energi yang kita butuhkan secara terus-menerus.

Pada benda angkasa yang berenergi sangat besar ini, atom hidrogen terus-menerus berubah menjadi helium. Setiap detik 616 miliar ton hidrogen berubah menjadi 612 miliar ton helium. Selama sedetik itu, energi yang dihasilkan sebanding dengan ledakan 500 juta bom atom.
Kehidupan di bumi dimungkinkan oleh adanya energi dari matahari. Keseimbangan di bumi yang tetap dan 99% energi yang dibutuhkan untuk kehidupan disediakan oleh matahari. Separo energi ini kasatmata dan berbentuk cahaya, sedangkan sisanya berbentuk sinar ultraviolet, yang tidak kasatmata, dan berbentuk panas.


Sifat lain dari matahari adalah memuai secara berkala seperti lonceng. Hal ini berulang setiap lima menit dan permukaan matahari bergerak mendekat dan menjauh 3 km dari bumi dengan kecepatan 1.080 km/jam.

Matahari hanyalah salah satu dari 200 juta bintang dalam Bimasakti. Meskipun 325.599 kali lebih besar dari bumi, matahari merupakan salah satu bintang kecil yang terdapat di alam semesta. Matahari berjarak 30.000 tahun cahaya dari pusat Bimasakti, yang berdiameter 125.000 tahun cahaya. (1 tahun cahaya = 9.460.800.000.000 km.)


Perjalanan Matahari

"Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui." (QS. Yasin:38)

Berdasarkan perhitungan para astronom, akibat aktivitas galaksi kita, matahari berjalan dengan kecepatan 720.000 km/jam menuju Solar Apex, suatu tempat pada bidang angkasa yang dekat dengan bintang Vega. (Ini berarti matahari bergerak sejauh kira-kira 720.000x24 = 17.280.000 km dalam sehari, begitu pula bumi yang bergantung padanya.)
Langit Tujuh Lapis

"Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi." (QS. Ath-Thalaq:12)
Dalam Al Quran Allah menyebutkan tujuh surga atau langit. Ketika ditelaah, atmosfer bumi ternyata terbentuk dari tujuh lapisan. Di atmosfer terdapat suatu bidang yang memisahkan lapisan dengan lapisan. Berdasarkan Encyclopedia Americana (9/188), lapisan-lapisan yang berikut ini bertumpukan, bergantung pada suhu.

Lapisan pertama TROPOSFER: Lapisan ini mencapai ketebalan 8 km di kutub dan 17 km di khatulistiwa, dan mengandung sejumlah besar awan. Setiap kilometer suhu turun sebesar 6,5 C, bergantung pada ketinggian. Pada salah satu bagian yang disebut tropopause, yang dilintasi arus udara yang bergerak cepat, suhu tetap konstan pada -57 C.

Lapisan kedua STRATOSFER: Lapisan ini mencapai ketinggian 50 km. Di sini sinar ultraviolet diserap, sehingga panas dilepaskan dan suhu mencapai 0 C. Selama penyerapan ini, dibentuklah lapisan ozon yang penting bagi kehidupan.

Lapisan ketiga MESOSFER: Lapisan ini mencapai ketinggian 85 km. Di sini suhu turun hingga -100 C.

Lapisan keempat TERMOSFER: Peningkatan suhu berlangsung lebih lambat

Lapisan kelima IONOSFER: Gas pada lapisan ini berbentuk ion. Komunikasi di bumi menjadi mungkin karena gelombang radio dipantulkan kembali oleh ionosfer.

Lapisan keenam EKSOSFER: Karena berada di antara 500 dan 1000 km, karakteristik lapisan ini berubah sesuai aktivitas matahari.

Lapisan ketujuh MAGNETOSFER: Di sinilah letak medan magnet bumi. Penampilannya seperti suatu bidang besar yang kosong. Partikel subatom yang bermuatan energi tertahan pada suatu daerah yang disebut sabuk radiasi Van Allen.


Gunung Mencegah Gempa Bumi

"Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu; dan memperkembangbiakkan padanya segala macam jenis binatang." (QS. Luqman:10)
"Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan dan gunung-gunung sebagai pasak?" (QS. An-Naba:7)



Informasi yang diperoleh melalui penelitian geologi tentang gunung sangatlah sesuai dengan ayat Al Quran. Salah satu sifat gunung yang paling signifikan adalah kemunculannya pada titik pertemuan lempengan-lempengan bumi, yang saling menekan saat saling mendekat, dan gunung ini "mengikat" lempengan-lempengan tersebut. Dengan sifat tersebut, pegunungan dapat disamakan seperti paku yang menyatukan kayu.

Selain itu, tekanan pegunungan pada kerak bumi ternyata mencegah pengaruh aktivitas magma di pusat bumi agar tidak mencapai permukaan bumi, sehingga mencegah magma menghancurkan kerak bumi.


Air Laut Tidak Saling Bercampur

"Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing." (QS. Ar-Rahman:19-20)

Pada ayat di atas ditekankan bahwa dua badan air bertemu, tetapi tidak saling bercampur akibat adanya batas. Bagaimana ini dapat terjadi? Biasanya, bila air dari dua lautan bertemu, diduga airnya akan saling bercampur dengan suhu dan konsentrasi garam cenderung seimbang. Namun, kenyataan yang terjadi berbeda dengan yang diperkirakan. Misalnya, meskipun Laut Tengah dan Samudra Atlantik, serta Laut Merah dan Samudra Hindia secara fisik saling bertemu, airnya tidak saling bercampur. Ini karena di antara keduanya terdapat batas. Batas ini adalah gaya yang disebut "tegangan permukaan".


Dua Kode Dalam Besi

Besi adalah satu dari empat unsur yang paling berlimpah di bumi. Selama berabad-abad besi merupakan salah satu logam terpenting bagi umat manusia. Ayat yang berkenaan dengan besi adalah sebagai berikut:

"…Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia." (QS. Al Hadid:25)

Ayat ini melibatkan dua kode matematika yang sangat menarik.

"Al Hadid" (besi) adalah surat ke-57 di dalam Al Quran. Nilai numerik (dalam sistem "Abjad" Arab, setiap huruf memiliki nilai numerik) huruf-huruf dari kata "Al Hadid" jumlahnya sama dengan 57, yakni nomor massa besi.

Nilai numerik (Abjad) dari kata "Hadid" (besi) sendiri, tanpa penambahan "al", jumlahnya 26, yakni nomor atom besi.

sumber: http://www.menyingkaprahasiaalamsemesta.com/6.htm

BUDIDAYA TANAMAN RAMBUTAN DI SUBANG


ANALISIS GEOGRAFIS TENTANG SENTRA PRODUKSI RAMBUTAN DI KECAMATAN PURWADADI KABUPATEN SUBANG

Kecamatan Purwadadi merupakan salah satu sentra produksi rambutan yang ada di Kabupaten Subang. Kondisi perkebunan rambutan di Kecamatan Purwadadi sangat luas yaitu 2.319,4 hektar, sedangkan produksinya pada tahun 2007 sebesar 22.213 ton. Hal ini terjadi adanya suatu peningkatan dalam segi luas kepemilikan lahan perkebunan dan tingkat produksi rambutan, akan tetapi perkembangan itu tidak diimbangi dengan peningkatan perilaku, pola persebaran, dan pemasaran buah rambutan itu sendiri, sehingga ketika musim rambutan tiba sering terjadi kesulitan dalam memasarkan hasil produksi buah rambutan. Dengan demikian, perlu diidentifikasi dan dianalisis mengenai gejala geografis apa saja yang berpengaruh terhadap sentra produksi buah rambutan yang terdapat di Kecamatan Purwadadi. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis pola pemasaran tanaman rambutan, mengidentifikasi dan menganalisis pola persebaran tanaman rambutan, serta bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis perilaku dari petani dalam budidaya tanaman rambutan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode deskriptif. Sampel penelitian terdiri dari sampel wilayah diambil tiga desa sampel, sedangkan sampel penduduk diambil 120 orang petani dari tiga desa sampel dengan teknik pengambilan sampel menggunakan cara aksidental. Dalam penelitian ini tidak menggunakan variabel, Dalam penelitian ini hanya mendeskripsikan saja, tidak melalui uji korelasi atau mencari pengaruh. Sehingga tidak diperlukan adanya suatu variabel bebas dan variabel terikat, tetapi dalam penelitian ini memerlukan suatu indikator penelitian. Indikator yang diperlukan dalam penelitian ini merupakan indikator geografis yang terdiri dari keadaan fisik dan Keadaan sosial daerah daerah penelitian. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi lapangan, wawancara, studi literatur, studi dokumentasi, dan interpretasi peta. Teknik analisis data menggunakan prosentase. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat perkembangan sentra produksi dan pemasaran buah rambutan dari kecamatan Purwadadi dipengaruhi oleh pola pemasaran buah rambutan yaitu 75,9% petani menjual rambutannya langsung ke tengkulak atau bandar. Karena itu, semakin tingginya penjualan yang dilakukan oleh petani ke tengkulak, maka semakin kecil tingkat distribusi pemasaran buah rambutan tersebut. Padahal semakin jauh petani memasarkan buah rambutan maka tingkat distribusi pemasaran rambutan ke daerah lain akan semakin besar. Dengan demikian pada akhirnya akan turut menentukan tingkat perkembangan sentra produksi dan pemasaran buah rambutan dari kecamatan Purwadadi. Sedangkan perilaku petani dalam budidaya tanaman rambutan dapat dideskripsikan bahwa pola tanam dan pemberantasan hama tanaman kurang optimal, varietas yang dibudidayakan adalah jenis lebak bulus; Rekomendasi yang diajukan dalam penelitian ini ditujukan pada instansi pemerintahan yang terkait untuk membantu petani dalam mengelola hasil panen dengan baik melalui program penyuluhan, pelatihan dan kursus tentang pertanian.

BUMI


Bumi adalah planet ketiga dari delapan planet dalam Tata Surya. Diperkirakan usianya mencapai 4,6 milyar tahun. Jarak antara Bumi dengan matahari adalah 149.6 juta kilometer atau 1 AU (Inggris: astronomical unit). Bumi mempunyai lapisan udara (atmosfer) dan medan magnet yang disebut (magnetosfer) yang melindung permukaan Bumi dari angin matahari, sinar ultraungu, dan radiasi dari luar angkasa. Lapisan udara ini menyelimuti bumi hingga ketinggian sekitar 700 kilometer. Lapisan udara ini dibagi menjadi Troposfer, Stratosfer, Mesosfer, Termosfer, dan Eksosfer.




Lapisan ozon, setinggi 50 kilometer, berada di lapisan stratosfer dan mesosfer dan melindungi bumi dari sinar ultraungu. Perbedaan suhu permukaan bumi adalah antara -70 °C hingga 55 °C bergantung pada iklim setempat. Sehari dibagi menjadi 24 jam dan setahun di bumi sama dengan 365,2425 hari. Bumi mempunyai massa seberat 59.760 milyar ton, dengan luas permukaan 510 juta kilometer persegi. Berat jenis Bumi (sekitar 5.500 kilogram per meter kubik) digunakan sebagai unit perbandingan berat jenis planet yang lain, dengan berat jenis Bumi dipatok sebagai 1.
Bumi mempunyai diameter sepanjang 12.756 kilometer. Gravitasi Bumi diukur sebagai 10 N kg-1 dijadikan unit ukuran gravitasi planet lain, dengan gravitasi Bumi dipatok sebagai 1. Bumi mempunyai 1 satelit alami yaitu Bulan. 70,8% permukaan bumi diliputi air. Udara Bumi terdiri dari 78% nitrogen, 21% oksigen, dan 1% uap air, karbondioksida, dan gas lain.


Bumi diperkirakan tersusun atas inti dalam bumi yang terdiri dari besi nikel beku setebal 1.370 kilometer dengan suhu 4.500 °C, diselimuti pula oleh inti luar yang bersifat cair setebal 2.100 kilometer, lalu diselimuti pula oleh mantel silika setebal 2.800 kilometer membentuk 83% isi bumi, dan akhirnya sekali diselimuti oleh kerak bumi setebal kurang lebih 85 kilometer. (Gambar 2.)





Kerak bumi lebih tipis di dasar laut yaitu sekitar 5 kilometer. Kerak bumi terbagi kepada beberapa bagian dan bergerak melalui pergerakan tektonik lempeng (teori Continental Drift) yang menghasilkan gempa bumi.
Titik tertinggi di permukaan bumi adalah gunung Everest setinggi 8.848 meter, dan titik terdalam adalah palung Mariana di samudra Pasifik dengan kedalaman 10.924 meter. Danau terdalam adalah Danau Baikal dengan kedalaman 1.637 meter, sedangkan danau terbesar adalah Laut Kaspia dengan luas 394.299 km2.



Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Bumi

FUNGSI PETA

Fungsi Pembuatan Peta

Peta mempunyai beberapa fungsi di berbagai bidang, antara lain untuk:

  • menunjukkan posisi atau lokasi relatif (letak suatu tempat dalam hubungannya dengan tempat lain) di permukaan bumi,

Dengan membaca peta kita dapat mengetahui lokasi relatif suatu wilayah yang kita lihat, misal :

  1. Propinsi Jawa Barat terletak di antara propinsi Jawa Tengah dan propinsi Banten
  2. Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terletak di antara propinsi Nusat Tenggara Barat (NTB) dan negara Timor Leste

  • memperlihatkan atau menggambarkan bentuk-bentuk permukaan bumi (misalnya bentuk benua, atau gunung) sehingga dimensi dapat terlihat dalam peta,

Bentuk-bentuk benua yang ada di dunia dapat kita amati pada peta

——————————————————————–

Bentuk-bentuk permukaan bumi dapat di amati dari simbol warna yang terlihat berbeda-beda

  • menyajikan data tentang potensi suatu daerah, misalnya :

Peta potensi rawan banjir

————————————————————————————–

Peta potensi kekeringan

————————————————————————————–

Peta Potensi Air

————————————————————————————–

Peta Potensi Ikan

  • memperlihatkan ukuran, karena melalui peta dapat diukur luas daerah dan jarak-jarak di atas permukaan bumi.

Jarak sebenarnya 2 lokasi dapat dihutng dengan membandingkan skala petanya.

Tujuan Pembuatan Peta

Tujuan pembuatan peta antara lain sebagai berikut:

  • membantu suatu pekerjaan, misalnya untuk konstruksi jalan, navigasi, atau perencanaan,
  • analisis data spasial, misalnya perhitungan volume,
  • menyimpan informasi,
  • membantu dalam pembuatan suatu desain, misal desain jalan, dan

  • komunikasi informasi ruang.
SUMBER :http://andimanwno.wordpress.com/2010/06/22/fungsi-dan-tujuan-pembuatan-peta/

PETA

adalah gambaran umum (konvensional) permukaan bumi pada bidang datar yang diperkecil dengan skala tertentu dan dilengkapi dengan tulisan serta simbol sebagai keterangan. Oleh karena merupakan gambaran konvensional, maka peta menggambarkan semua kenampakan yang ada di permukaan bumi, antara lain gunung, danau, sungai, laut, dan jalan. Namun kenampakan-kenampakan tersebut hanya dilukiskan atau digambarkan dengan simbol-simbol tertentu yang sesuai.

Media penggambaran permukaan bumi selain pada peta juga sering kita temukan pada bidang lengkung/bola yang sering disebut dengan globe. Perbedaan yan mendasar antara peta dengan globe adalah :

  1. Bidang yang digunakan, Peta menggunakan bidang datar sedangkan Globe menggunakan bidang bola
  2. Daerah yang tergambar, pada peta wilayah yang digambarkan dapat berupa seluruh maupun hanya sebagian kecil wilayah di permukaan bumi sedangkan pada globe wilayah yang tergambar adalah seluruh wilayah di permukaan bumi.

Ilmu yang mempelajari tentang peta adalah Kartografi, sedangkan orang yang ahli dalam bidang pembuatan peta disebut kartograf.

Manusia telah mengenal peta sejak sebelum masehi. Akan tetapi, pada waktu itu peta masih digambar pada lempengan tanah liat yang kemudian dibakar, tidak pada kertas seperti zaman sekarang. Contoh peta pada lempengan tanah liat adalah peta-peta yang dibuat oleh bangsa Babilonia, Mesir dan Cina yang saat ini disimpan di Museum Semit Harvard, Amerika Serikat

————————————————————————–

Beberapa definisi peta menurut para ahli adalah sebagi berikut :

1. Menurut ICA (International Cartographic Association)

Peta adalah gambaran atau representasi unsur-unsur ketampakan abstrak yang dipilih dari permukaan bumi yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa, yang pada umumnya digambarkan pada suatu bidang datar dan diperkecil/diskalakan.

2. Menurut Aryono Prihandito (1988)

Peta merupakan gambaran permukaan bumi dengan skala tertentu, digambar pada bidang datar melalui sistem proyeksi tertentu.

3. Menurut Erwin Raisz (1948)

Peta adalah gambaran konvensional dari ketampakan muka bumi yang diperkecil seperti ketampakannya kalau dilihat vertikal dari atas, dibuat pada bidang datar dan ditambah tulisan-tulisan sebagai penjelas.

4. Menurut Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal)

Peta merupakan wahana bagi penyimpanan dan penyajian data kondisi lingkungan, merupakan sumber informasi bagi para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan.

SUMBER: http://andimanwno.wordpress.com/2010/06/22/peta/

Gunung Merapi

Gunung Merapi adalah yang termuda dalam kumpulan gunung berapi di bagian selatan Pulau Jawa. Gunung ini terletak di zona subduksi, dimana Lempeng Indo-Australia terus bergerak ke bawah Lempeng Eurasia.

Letusan di daerah tersebut berlangsung sejak 400.000 tahun lalu, dan sampai 10.000 tahun lalu jenis letusannya adalah efusif. Setelah itu, letusannya menjadi eksplosif, dengan lava kental yang menimbulkan kubah-kubah lava.


Letusan-letusan kecil terjadi tiap 2-3 tahun, dan yang lebih besar sekitar 10-15 tahun sekali. Letusan-letusan Merapi yang dampaknya besar antara lain di tahun 1006, 1786, 1822, 1872, dan 1930. Letusan besar pada tahun 1006 membuat seluruh bagian tengah Pulau Jawa diselubungi abu.

Diperkirakan, letusan tersebut menyebabkan kerajaan Mataram Kuno harus berpindah ke Jawa Timur. Letusannya di tahun 1930 menghancurkan 13 desa dan menewaskan 1400 orang.

Sampai saat ini Merapi termasuk gunung dengan periode erupsi yang aktif, bahkan termasuk dalam kategori gunung paling aktif di dunia. Merapi memiliki periode letusan yang rutin kurang lebih setiap 4 tahun sekali.

Salah satu yang membuat Merapi begitu terkenal selain tingkat aktivitasnya, juga karena tipe letusannya. Setiap erupsi Merapi mengeluarkan awan panas dalam jumlah besar yang membahayakan penduduk-penduduk yang tinggal di daerah sekitar lereng. Oleh penduduk setempat awan panas itu sering disebut Wedhus Gembel, merujuk pada karakter awan berasap tebal yang mirip dengan bulu biri-biri/domba.

SUMBER: http://andimanwno.wordpress.com/2010/06/21/gunung-berapi-indonesia-yang-terkenal-di-dunia-karena-letusannya-4/

letusan gunung api yang terkenal di dunia

Toba Supervolcano

Merupakan letusan gunung berapi yang paling dahsyat yang pernah diketahui di planet Bumi ini. Dan hampir memusnahkan generasi umat manusia di planet Bumi. 73.000 tahun yang lalu letusan dari supervolcano di Indonesia hampir memusnahkan seluruh umat manusia. Hanya sedikit yang selamat. Dan setelah Tsunami Gunung Berapi Di Indonesia menjadi Aktif sekali lagi dan mengancam umat manusia. Letusan ini tidak bisa dibandingkan dengan apapun yang telah dialami di bumi sejak masa dimana manusia bisa berjalan tegak. Dibandingkan dengan SuperVolcano Toba, bahkan krakatau yang menyebabkan sepuluh ribu korban jiwa pada 1883 hanyalah sebuah sendawa kecil. Padahal krakatau memiliki daya ledak setara dengan 150 megaton TNT. Sebagai perbandingan: ledakan Bom Nuklir hiroshima hanya memiliki daya ledak 0,015 megaton, dan secara lisan maka daya musnahnya 10.000 kali lebih lemah dibanding krakatau.

Model Erupsi Toba Supervolcano

Model Erupsi Toba Supervolcano

Seperti yang telah diketahui oleh para ilmuwan, toba hampir memusnahkan umat manusia 73.00 tahun yang lalu. Saat itu manusia neanderthal menghuni bumi kita bersamaan dengan homo sapiens di eropa, serta homo erectus dan homo floresiensis di asia. Saat itu sangat dingin di eropa, Zaman es terakhir ini berjalan lancar dimana kijang, kuda liar dan rusa raksasa diburu. Selain makanan herbivora, mammoth dan badak berbulu juga seringkali menjadi menu makanan manusia saat Toba, dengan diameter 90 kilometer di pulau yang sekarang dikenal dengan nama Sumatera.Meledak dalam arti yang sebenarnya.

Bersamaan dengan gelombang besar tsunami, ada 2.800 kilometer kubik abu yang dikeluarkan, yang menyebar ke seluruh atmosfir bumi kita. Yang mungkin telah mengurangi jumlah populasi manusia menjadi hanya sekitar 5000 sampai 10000 manusia saja.

Sebenarnya manusia jaman sekarang berasal dari beberapa ribu manusia yang selamat dari letusan super volcano Toba 73.000 tahun yang lalu.
Oleh karena itu Gunung berapi di Indonesia bertanggung jawab atas hampir musnahnya umat manusia. Dan Dari 60 hingga 70 gunung berapi yang dapat ditemuai di area tersebut(Indonesia) sekarang. Beberapa diantaranya menjadi aktif kembali dalam beberapa bulan maupun beberapa minggu setelah gempa di dasarlaut pada bulan desember 2004.

Walaupun Toba sampai saat ini masih tertidur jauh dan aman dibawah sebuah laut besar yang menyandang nama sama di Sumatera Utara. banyak orang yang takut apabila suatu saat Gunung Berapi aktif di Talang yang berada 300 kilometer di selatan Toba meletus, bisa membangunkan Raksasa yang tertidur.

Toba di waktu sekarang

Toba di waktu sekarang

Vulkanologis Prof. Ray Cas mengatakan ‘Hal itu mungkin saja terjadi, tapi bila hanya Toba siap untuk meletus dan kejadian diatas bukanlah satu-satunya indikasi akan kejadian tersebut.”
Sang ahli tersebut berpikir bahwa mungkin saja suatu hari nanti letusan besar lain akan terjadi tapi hal itu baru akan mungkin terjadi sekitar 10.000 atau bahkan 100.000 tahun lagi.Tetapi biar bagaimana pun tidak semua hal dapat diprediksi.

sumber: http://andimanwno.wordpress.com/2010/06/19/gunung-berapi-indonesia-yang-terkenal-di-dunia-karena-letusannya-1/

Luapan Sungai Ciseupan Kembali Genangi Kampung Situ Awi

Sabtu, 27 November 2010

SUKABUMI, (PRLM).- Sebanyak sembilan belas rumah warga di Kampung Situ Awi, Kelurahan Karang Tengah, Kecamatan Gunung Puyuh, Kota Sukabumi, kembali tergenang banjir, Sabtu (27/11) petang. Genangan setinggi paha orang terjadi untuk keempat kalinya dalam tiga bulan terakhir.

Air keruh sempat menggenangi rumah warga hingga beberapa jam. Banjir dadakan yang berasal dari Sungai Situ Awi dan Sungai Ciseupan di tengah-tengah hujan deras mengguyur Kota Sukabumi. Warga yang saat itu tengah beristirahat langsung mengamankan perabot rumah tangganya. Mereka mengkhawatirkan banjir dadakan itu merusak sejumlah barang elektronik. “Banjir ini merupakan keempat kali dalam tiga bulan terakhir,” kata Ketua RT 02, Engkus.

Sebenarnya, luapan banjir yang menyergap rumah warga di sana kerap terjadi. Terutama saat hujan deras mengguyur Sukabumi. Walaupun warga sempat meminta agar Pemerintah Kota (Pemkot) Sukabumi untuk secepatnya membantu pengerukan sungai yang terus mengalami pendangkalan. Tetapi harapan warga masih belum direalisasikan dinas terkait. “Banjir ini disebabkan Sungai Ciseupan mengalami pendangkalan,” katanya.

Selain mengalami pendangkalan, banjir yang kerap membayang-bayangi warga di sana akibat sampah. Tumpukan sampah milik warga yang terbawa dari hulu memenuhi irigasi. “Selain itu banjir disini akibat tumpukan sampah milik warga,” katanya. (A-162/das)***

sumber: http://www.pikiran-rakyat.com/node/128297

kabar dari GUNUNG BROMO

Jumat, 26 November 2010

Pemerintah Provinsi Jawa Timur minta masyarakat yang berada di sekitar Gunung Bromo tidak panik terkait terjadinya letusan kecil yang terjadi di Gunung itu pada pukul 17.22.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penganggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur Sahrul Arifin mengatakan, apapun yang terjadi masyarakat harus mendengarkan komando dari pemerintah setempat. “Kalau diminta mengungsi harus langsung mengungsi, kalau memang masih aman ya jangan panik,” kata Sahrul kepada Tempo (26/11).

Meski harus diwaspadai, namun letusan yang terjadi sore tadi menurut dia masih belum membahayakan. Apalagi hingga saat ini pemerintah juga belum mendapatkan instruksi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

Informasi yang didapat BPBD, letusan yang terjadi sore tadi masih berupa abu dengan ketinggian sekitar 900 meter dengan arah semburan ke barat daya.

Jika memang harus evakuasi, BPBD telah menyiapkan puluhan truk serta 500 relawan yang siap membantu warga mengungsi kebeberapa tempat yang telah disiapkan.

Pemerintah sendiri setidaknya telah menetapkan sebanyak 20 lokasi pengungsian di antaranya di SMAN 1 Sukapura, SDN 1 Sukapura, Balai Desa Sukapura, Pasar serta Aula Kecamatan Sukapura.

Pemerintah setidaknya juga telah memiliki beberapa rencana di antaranya jika radius bahaya Bromo ditingkatkan dari tiga kilometer ke enam kilometer maka sebanyak 399 jiwa warga yang berada di wilayah itu akan diungsikan.

Jika zona bertambah menjadi lebih dari enam kilometer maka akan sebanyak 2.800 jiwa akan diungsikan dan jika radius terus meningkat hingga 10 kilometer maka ada sekitar enam ribu jiwa yang harus diungsikan.

Warga ring pertama yang akan diungsikan merupakan warga di lima desa yaitu Ngadisari, Jetak, Wonoroto, Wonokerto dan Ngadas. Ke-lima desa ini memang berada di radius antara enam sampai sepuluh kilometer dari puncak bromo.

Gunung Bromo mengeluarkan letusan kecil pada pukul 17:22. Letusan ini mengeluarkan abu vulkanik hingga ketinggian 900 meter. “Letusan ini berada di bibir kawah,” kata Mulyono, petugas pengamat Gunung Api, Gunung Bromo kepada Tempo, Jumat (26/11).

Menurut Mulyono, letusan ini masih aman. “Juga tidak perlu panik, ini masih letusan kecil,” ujarnya.

Aktivitas vulkanik Gunung Bromo hingga tadi pagi ini masih tergolong tinggi kendati asap yang keluar dari kawahnya sejak Kamis malam terlihat tipis.

Sebelumnya, Ketua Tanggap Darurat Gunung Bromo Gede Suardika mengatakan kalaugempa vulkanik dangkal yang berhasil terekam dalam data seismik masih tinggi.

Data di Pos PGA Gunung Bromo menyebutkan, data terbaru kejadian sejak pukul 00.00 Wib dinihari tadi hingga pukul 06.00 Wib pagi ini menyebutkan gempa vulkanik dangkal sebanyak 26 kali dan tremor tercatat lima milimeter dengan amplitudo 35 milimeter.


Aktivitas Gunung Bromo Meningkat Drastis dan Semburkan Asap Beracun

Aktifitas Gunung Bromo meningkat tajam. Pusat Vulkanolagi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Departemen ESDM menetapkan status gunung api yang menjadi pusat obyek wisata bertaraf internasional ini menjadi Awas (level IV), sejak pukul 16.30 WIB, Selasa (23/11).

Sebelumnya, status gunung yang tinggi puncaknya mencapai 2.329 meter di atas permukaan laut dan mempunyai kawah selebar 600 x 800 meter ini baru ditingkatkan dari Waspada menjadi Siaga (level III) pada Selasa pagi pukul 08.00 WIB.

“Bromo kemungkinan juga sudah menyemburkan abu dan pasir, namun jangkauannya masih di sekitar kawah,” kata Ketua PVMBG Dr Surono dalam wawancara dengan sebuah stasiun televisi nasional.

Doktor vulkanologi lulusan Prancis itu menegaskan, pemerintah setempat sudah diminta menutup kawasan wisata Gunung Bromo sejak status gunung itu naik jadi Siaga. Dengan naiknya status gunung itu, Surono yang populer dipanggil Mbah Rono ketika meletusnya Gunung Merapi, meminta warga tidak menginjakkan kaki di lautan pasir (Segoro Wedi) kawasan puncak Gunung Bromo, apalagi naik ke puncak gunung itu.

Surono mengatakan, dari peristiwa letusan sebelumnya, letusan Bromo biasanya berupa letusan abu bukan semburan awan panas (wedhus gembel) seperti halnya letusan Gunung Merapi. Berdasarkan itu, jelas Surono, rekomendasi penutupan kawasan wisata itu hanya di areal lautan pasir.

Surono menjelaskan, status Bromo dinaikkan menyusul terpantaunya peningkatan amplitudo gempa terus menerus pada alat pemantau gunung. Sejak awal November, peningkatan aktivitas kegempaan sudah terjadi.

Antara 15-21 November saja tercatat 354 kali gempa vulkanik dangkal, 10 kali gempa vulkanik dalam, serta enam kali gempa tektonik jauh. Gempa tremor terus menerus terpantau dengan amplitudo 1,5-3 milimeter.

Tanggal 22 November, gempa tremor menerus dengan amplitudo maksimum 2 – 3 mm, pukul 16:00 WIB gempa tremor dengan amplitudo maksimum 5 – 7 mm.

Tanggal 23 November, pukul 03.00 WIB, gempa tremor menerus dengan amplitudo maksimum 10-15 mm dan dominasi 11 mm. Pukul 06.51 WIB, gempa tremor menerus terjadi dengan amplitudo maksimum 15 mm. Sejak pukul 15.40, terekam gempa tremor menerus dengan amplitudo maksimum 30 mm.

Pantauan pandangan mata, tanggal 22 – 23 November terlihat hembusan asap berwarna putih tebal kehitam-hitaman, tekanan kuat setinggi 250 meter di atas bibir kawah, condong ke arah utara (Pasuruan). Karakteristik hembusan asap Bromo adalah mengandung gas belerang menyengat dan beracun.

Dengan kondisi ini, masyarakat dan pengunjung/wisatawan/pendaki tidak diperbolehkan mendekati dalam radius 3 km dari kawah. Area kaldera (lautan pasir) dalam radius 2,5 km dari kawah aktif harus steril dan tertutup dari aktifitas masyarakat dan wisata.

Pos Pengamat Gunung Bromo di bawah naungan PVMBG meminta masyarakat tidak panik dengan status Awas pada gunung itu. Karena, jika meletus Gunung Bromo hanya akan melontarkan bom batu pijar dengan radius tidak lebih dari 2 kilometer.

“Kalau meletus Bromo hanya melontarkan bom batu pijar. Tidak seperti gunung berapi lainnya,” kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Bromo, M Syafi’i, Selasa (23/11).

Menurut Syafi’i, lontaran batu atau bom batu pijar itu akan sama seperti yang terjadi saat Gunung Bromo meletus pada tahun 2004 lalu. Sedangkan material lainnya seperti abu vulkanik yang keluar, tergantung ke arah mana angin saat itu.

“Saat meletus tahun 2004, lontaran bom batu pijar hanya sejauh sekitar 1 km. Kalau saat ini arah angin ke barat, jadi abu vulkanik akan mengarah ke barat (Malang),” jelas Syafi’i dilansir detiksurabaya.

Dari pengamatan visual yang dilakukan pos pantau, saat ini tambah Syafi’i, dari kawah Gunung Bromo mengeluarkan asap putih tebal keabu-abuan setinggi sekitar 250 meter.

Meski tidak berbahaya seperti gunung berapi lainnya, namun Syafi’i tetap mengimbau kepada wisatawan dan warga yang tinggal di sekitar Gunung Bromo untuk tidak memasuki kawasan kaldera (lautan pasir). Karena lokasi itu saat ini harus steril dari aktivitas apapun. “Jarak 2,5 hingga 3 kilometer dari kawah Bromo harus steril,” tegas Syafi’i.

Pos Pemantauan Gunung Bromo kini gencar mensosialisasikan kondisi terakhir Bromo dengan mengumpulkan pihak-pihak terkait. Seperti Camat Sukapura, Koramil, Kapolsek, pelaku usaha seperti hotel, biro perjalanan dan pihak taman nasional. Hal ini dilakukan untuk mensosialisasikan status Awas Gunung Bromo.

“Kita sudah melakukan sosialisasi kepada warga dan wisatawan sejak status Gunung Bromo dinyatakan Awas,” kata salah satu petugas Pos Pemantauan Gunung Bromo, Mulyono, Selasa (23/11).

Selain itu, kata Mulyono, pihaknya sudah memasang rambu-rambu peringatan di lautan pasir dari jarak 3 Km dan diimbau agar tidak mendekati Gunung Bromo. “Sosialisasi juga sudah dilakukan di pintu masuk Desa Cemoro Lawang, lokasi desa yang menuju ke Gunung Bromo,” jelasnya.

Hingga pukul 19.40 WIB, sosialisasi terus dilakukan, meski begitu ratusan warga di Kecamatan Sukapura masih melakukan aktivitas secara normal.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Probolinggo Tutug Edi Utomo juga memastikan kawasan larangan untuk dikunjungi diperluas menjadi radius 3 km dari kawah Bromo.

Tutug mengatakan, 3 km dari kawah itu tepat berada di Dusun Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. Tidak hanya akses menuju lautan pasir dari Kabupaten Probolinggo saja yang ditutup. Akses menuju lautan pasir dari Lumajang, Malang dan Pasuruan juga ditutup.

Tutug mengatakan, bagi wisatawan yang ingin menyaksikan matahari terbit masih bisa dari Pos Penanjakan 2 yang berada di Desa Ngadisari. Dia juga mengatakan, saat ini Pemerintah Kabupaten Probolinggo bersama Pihak Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru berupaya untuk memastikan tidak ada wisatawan yang turun ke lautan pasir atau bahkan mendekati kawah Gunung Bromo.

Kendati status Gunung Bromo sudah ditingkatkan ke level Awas, Pemkab Probolinggo belum menyiapkan lokasi evakuasi. “Berdasarkan pengalaman sebelumnya, lontaran material hanya sejauh 300 meter dari bibir kawah,” katanya.

Hal ini terjadi pada 2004 lalu. Tutug mengatakan, letusan saat itu menimbulkan korban dua jiwa wisatawan asing yang tidak mengindahkan larangan mendekati kawah Gunung Bromo.

Mengungsi

Sebaliknya Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Timur H Saifullah Yusuf mengimbau agar masyarakat di sekitar kawasan Gunung Bromo untuk turun dan mengungsi sehubungan dengan perubahan status dari Siaga pada Selasa pukul 08.00 WIB menjadi Awas pada pukul 16.30 WIB.

“Saya minta masyarakat Bromo untuk belajar dari Merapi, karena itu jangan menyepelekan prosedur. Warga harus taat aturan,” katanya setelah menyambut kedatangan jamaah haji kloter 4 di Asrama Haji Debarkasi Surabaya, Selasa petang.

Gus Ipul, panggilan Saifullah Yusuf, mengaku pihaknya sudah mengantisipasi Gunung Semeru, namun ternyata Gunung Bromo yang statusnya naik dari Siaga menjadi Awas. “Kami sudah melakukan antisipasi teknis di Semeru, ternyata Bromo yang statusnya Awas (Level IV), sedangkan Semeru masih Waspada (Level III),” katanya.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim sudah menyiapkan dana on call untuk bencana letusan gunung di Jatim sebesar Rp 2,5 miliar dan dana cadangan Rp 50 miliar. BPBD Jawa Timur juga sudah menyiagakan 500 relawan untuk mengantisipasi hal yang terburuk. “Kita sudah siapkan 500 relawan termasuk masyarakat di sana untuk mewaspadai bencana,” kata Kepala BPBD Jatim, Siswanto, Selasa (23/11).

Siswanto mengungkapkan, pihaknya juga sudah menggeser posko bantuan bagi korban bencana letusan Gunung Merapi di Jogjakarta ke Probolinggo. “Setelah mendengar peningkatan status Bromo, posko kita geser ke sana dari Jogjakarta dan sekarang dalam perjalanan,” ungkapnya.

Sementara itu, meningkatnya aktivitas vulkanik Gunung Bromo tidak memengaruhi aktivitas vulkanik di gunung tertinggi di Pulau Jawa, Semeru. “Meski aktivitas Bromo meningkat, aktivitas Semeru tidak terpengaruh,” kata Liswanto, petugas Pos Pengawasan Gunung Semeru di Gunung Sawur, Desa Sumber Wuluh, Kecamatan Candipuro, Lumajang, Selasa (23/11).

Menurut dia, sejauh ini dari data seismik, aktivitas kegempaan Semeru masih normal. Letusan hembusan di puncak 73 kali, gempa tremor delapan kali dan guguran lava pijar tujuh kali

sumber : http://akuindonesiana.wordpress.com/category/bencana-alam/

DAERAH ALIRAN SUNGAI

Daerah Aliran Sungai disingkat DAS ialah istilah geografi mengenai sebatang sungai, anak sungai dan area tanah yang dipengaruhinya.

Daerah aliran sungai dapat menjadi sangat besar, contohnya daerah aliran sungai Mississippi meliputi lebih dari setengah Amerika Serikat. Ini berarti lebih dari setengah wilayah AS dialiri Mississippi dan anak-anak sungainya.

[sunting] Batas Wilayan Daerah Aliran Sungai

Batas wilayah DAS diukur dengan cara menghubungkan titik-titik tertinggi di antara wilayah aliran sungai yang satu dengan yang lain.

[sunting] Masalah-masalah dan faktor-faktor yang memengaruhi daerah aliran sungai

Masalah-masalah DAS di Indonesia:

  1. Banjir
  2. Produktivitas tanah menurun
  3. Pengendapan lumpur pada waduk
  4. Saluran irigasi
  5. Proyek tenaga air
  6. Penggunaan tanah yang tidak tepat (perladangan berpindah, pertanian lahan kering dan konservasi yang tidak tepat)

Faktor-faktor yang mempengaruhi DAS di Indonesia:

  1. Iklim
  2. Jenis batuan yang dilalui DAS
  3. Banyak sedikitnya air hujan yang jatuh ke alur DAS
  4. Lereng DAS
  5. Bentukan alam (mender, dataran banjir dan delta)

Metode perhitungan banyaknya hujan di DAS, dengan 2 cara. Yaitu:

  1. Metode Isohyet, yaitu garis dalam peta yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki jumlah curah hujan yang sama selama periode tertentu. Digunakan apabila luas tanah lebih dari 5000 km²
  2. Metode Thiessen, digunakan bila bentuk DAS memanjang dan sempit (luas 1000-5000 km²

[sunting] Daerah-daerah DAS

  1. Hulu sungai, berbukit-bukit dan lerengnya curam sehingga banyak jeram.
  2. Tengah sungai, relatif landai. Banyak aktifitas penduduk.
  3. Hilir sungai, landai dan subur. Banyak areal pertanian.
SUMBER : http://id.wikipedia.org/wiki/Daerah_aliran_sungai

Hidrologi

Hidrologi (berasal dari Bahasa Yunani: Yδρoλoγια, Yδωρ+Λoγos, Hydrologia, "ilmu air") adalah cabang ilmu teknik sipil yang mempelajari pergerakan, distribusi, dan kualitas air di seluruh Bumi, termasuk siklus hidrologi dan sumber daya air. Orang yang ahli dalam bidang hidrologi disebut hidrolog, bekerja dalam bidang ilmu bumi dan ilmu lingkungan, serta teknik sipil dan teknik lingkungan.

Domain hidrologi meliputi hidrometeorologi, hidrologi air-permukaan, hidrogeologi, manajemen limbah dan kualitas air, dimana air memiliki peranan penting. Oseanografi dan meteorologi tidak termasuk karena air hanya satu dari aspek penting lainnya.

Penelitian Hidrologi juga memiliki kegunaan lebih lanjut bagi teknik lingkungan, kebijakan lingkungan, serta perencanaan. Hidrologi juga mempelajari perilaku hujan terutama meliputi periode ulang curah hujan karena berkaitan dengan perhitungan banjir serta rencana untuk setiap bangunan teknik sipil antara lain bendung, bendungan dan jembatan.

sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Hidrologi

Kamis, 25 November 2010

Aktivitas Vulkanik Gunung Bromo Masih Tinggi

Seorang warga desa melints dengan membawa kuda didesa Ngadisari, Probolinggo, Jawa Timur, Rabu (24/11). Menyusul status awas yang dikeluarkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, kawasan wisata Gunung Bromo pada radius 3 kilometer tertutup bagi wisatawan. Namun status ini tidak mengurangi aktivitas warga desa disekitar Gunung Bromo. TEMPO/Fully Syafi

TEMPO Interaktif, Probolinggo - Aktivitas vulkanik Gunung Bromo hingga pagi ini masih tergolong tinggi kendati asap yang keluar dari kawahnya sejak tadi malam hingga Jumat (26/11) pagi ini terlihat tipis. Ketua Tanggap Darurat Gunung Bromo Gede Suardika mengatakan, gempa vulkanik dangkal yang berhasil terekam dalam data seismik masih tinggi.

Data di pos pengamatan gunung api Bromo menyebutkan, data terbaru kejadian sejak pukul 00.00 WIB dinihari tadi hingga pukul 06.00 WIB pagi ini menyebutkan, gempa vulkanik dangkal sebanyak 26 kali dan tremor tercatat lima milimeter dengan amplitudo 35 milimeter.

Sementara itu, secara kronologi data seismik sejak Senin (22/11) lalu tercatat sebanyak 50 kali. Kemudian turun menjadi 26 kali pada Selasa (23/11) lalu. Pada Rabu (24/11) vulkanik dangkal meningkat menjadi 52 kali. Kamis (25/11) kemarin turun tipis menjadi 51 kali. Sedangkan tremor pada Selasa (23/11) kemarin tercatat 30 milimeter, namun saat ini turun menjadi 5 milimeter.

Suardika mengatakan data seismik yang terekam sejauh ini menunjukkan aktivitas Gunung Bromo masih tinggi. “Statusnya tetap awas,” katanya. Sementara itu, pengamatan visual menyebutkan jika pada Selasa (23/11) lalu asapnya masih tebal berwarna putih kecoklatan, maka pada Kamis (25/11) asapnya mulai tipis dengan tekanan lemah.

Berkaitan dengan tebal tipis asap yang menyembur dari kawah Bromo, kata dia, bergantung pada menyempit atau tidaknya pipa kawah Bromo. Dia mengatakan, tipisnya asap yang mengepul di atas bibir kawah pagi ini disebaban oleh penyempitan pipa kawah. “Namun tekanannya masih kuat, karena itu vulkanik dangkalnya masih meningkat,” katanya.

Suardika belum bisa memastikan sampai kapan status awas ini tetap dipertahankan. Pantauan Tempo di pos pengamatan Gunung Bromo, sejumlah pengamat masih terlihat sibuk untuk menganalisa data seismik serta membuat laporan terbaru berkaitan dengan aktivitas vulkanik Gunung Bromo.

sumber:http://www.tempointeraktif.com/hg/surabaya/2010/11/26/brk,20101126-294674,id.html

jalur SUBANG-SUMEDANG tertimbun longsor

Liputan6.com, Jakarta: Hujan deras yang turun selama lima jam mengakibatkan longsor di 10 titik di Sumedang, Jawa Barat. Akibatnya, jalan raya penghubung Sumedang-Subang tertutup tumpukan tanah dan lumpur. Jalan yang bisa dilalui hanya satu jalur.

Petugas harus mengatur lalulintas kendaraan yang hendak melintasi jalur penghubung Sumedang-Jawa Barat di Kecamatan Tanjungmedar Sumedang. Longsor yang menerjang kawasan ini dan 10 titik lainnya sepanjang lima kilometer menyebabkan sebagian besar badan jalan tertutup.

Untuk menyingkirkan material tanah dan lumpur, petugas Dinas Binamarga dibantu warga bekerja sama. Namun upaya mereka berjalan lambat karena dilakukan secara manual. Hingga Kamis (25/11) pagi, proses pembersihan masih terus dilakukan. (MEL)

sumber :http://berita.liputan6.com/daerah/201011/308284/Jalur.Sumedang.Subang.Tertimbun.Longsor

tentang BUAH RAMBUTAN

Rabu, 24 November 2010


Pemerian botani

Pohon hijau abadi, menyukai suhu tropika hangat (suhu rata-rata 25 derajat Celsius), tinggi dapat mencapai 8m namun biasanya tajuknya melebar hingga jari-jari 4m. Daun majemuk menyirip dengan anak daun 5 hingga 9, berbentuk bulat telur, dengan variasi tergantung umur, posisi pada pohon, dan ras lokal.

Pertumbuhan rambutan dipengaruhi oleh ketersediaan air. Setelah masa berbuah selesai, pohon rambutan akan bersemi (flushing) menghasilkan cabang dan daun baru. Tahap ini sangat jelas teramati dengan warna pohon yang hijau muda karena didominasi oleh daun muda. Pertumbuhan ini akan berhenti ketika ketersediaan air terbatas dan tumbuhan beristirahat tumbuh.

[sunting] Pembungaan dan bunga

Tumbuhan ini menghasilkan bunga setelah 7 tahun jika ditanam dari biji, namun pada usia 2 tahun sudah dapat berbunga jika diperbanyak secara vegetatif. Rambutan biasanya berumah dua, tetapi bersifat androdioecious, ada tumbuhan jantan dan tumbuhan banci. Tumbuhan jantan tidak pernah bisa menghasilkan buah.

Pembungaan rambutan dipengaruhi oleh musim atau ketersediaan air. Masa kering tiga bulan menghentikan pertumbuhan vegetatif dan merangsang pembentukan bunga. Di daerah Sumatera bagian utara, yang tidak mengenal musim kemarau rambutan dapat menghasilkan buah dua kali dalam setahun. Di tempat lain, bunga muncul biasanya setelah masa kering 3 bulan (di Jawa dan Kalimantan biasanya pada bulan Oktober dan November).

Bunga majemuk, tersusun dalam karangan, dengan ukuran satuan bunga berdiameter 5mm atau bahkan lebih kecil. Bunga jantan tidak menghasilkan putik. Tumbuhan banci yang baru berbunga biasanya menghasilkan bunga jantan, baru kemudian diikuti dengan bunga dengan alat betina (putik). Bunga banci (hermafrodit) memiliki benang sari yang fungsional dan memiliki dua bakal buah, meskipun jika terjadi pembuahan hanya satu yang biasanya berkembang hingga matang, sementara yang lainnya tereduksi. Penyerbukan dilakukan oleh berbagai jenis lebah, namun yang paling sering hadir adalah Trigona, lebah kecil tanpa sengat berukuran sebesar lalat. Di berbagai apiari, bunga rambutan juga menjadi sumber utama nektar bagi lebah peliharaan.

[sunting] Buah

Buah rambutan terbungkus oleh kulit yang memiliki "rambut" di bagian luarnya (eksokarp). Warnanya hijau ketika masih muda, lalu berangsur kuning hingga merah ketika masak/ranum. Endokarp berwarna putih, menutupi "daging". Bagian buah yang dimakan, "daging buah", sebenarnya adalah salut biji atau aril, yang bisa melekat kuat pada kulit terluar biji atau lepas ("rambutan ace"/ngelotok).

Pohon dengan buah masak sangat menarik perhatian karena biasanya rambutan sangat banyak menghasilkan buah. Jika pertumbuhan musiman, buah masak pada bulan Maret hingga Mei, dikenal sebagai "musim rambutan". Masanya biasanya bersamaan dengan buah musiman lain, seperti durian dan mangga.

Varietas rambutan

Rambutan yang terbelah
Buah rambutan

Perbaikan varietas yang dilakukan di Indonesia dan sejumlah negara lain hingga saat ini dilakukan oleh lembaga penelitian milik pemerintah. Di Indonesia, Balai Penelitian Buah Solok yang melakukan tugas ini. Pola perbaikan yang diterapkan hingga saat ini adalah seleksi dari plasma nutfah yang tumbuh di berbagai pusat keanekaragaman di Indonesia, terutama di Sumatera, Kalimantan, serta Jawa. Lembaga di Malaysia yang melakukan perbaikan kultivar adalah MARDI.

Varietas unggul rambutan yang sudah dilepas Departemen Pertanian Republik Indonesia hingga 2005 adalah
1. 'Rapiah' dari Pasarminggu,
2. 'Bahrang' dari Langkat,
3. 'Lebakbulus' dari Pasarminggu,
4. 'Sibatuk Ganal' dari Sungai Andai, Kalimantan Selatan,
5. 'Nona' dari Kampar, Riau,
6. 'Binjai' dari Pasarminggu
7. 'Antalagi' dari Sungai Andai, Kalimantan Selatan,
8. 'Sibongkok' dari Sungai Luhut, Kalimantan Selatan,
9. 'Garuda' dari Sungai Andai, Kalimantan Selatan
10.'Tangkue Lebak' dari Kecamatan Maja, Kalimantan Selatan,
11.'Narmada' dari NTB,
12.'Kundur' dari Riau

Selain itu, dikenal pula beberapa ras lokal yang juga dikenal baik untuk keperluan terntentu, seperti 'Sinyonya' dan 'Sitangkue' yang dianjurkan untuk digunakan sebagai batang bawah dalam okulasi.


SUMBER: http://id.wikipedia.org/wiki/Rambutan

KUMPULAN FOTO DARI DINDING FACEBOOK

 
 
 

YANG SAYA UCAPKAN UNTUK ANDA

......terimakasih telah berkesempatan mengunjungi blog kami .....