KERAK BUMI

Jumat, 03 Desember 2010

Kerak bumi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Kerak bumi adalah lapisan terluar Bumi yang terbagi menjadi dua kategori, yaitu kerak samudra dan kerak benua. Kerak samudra mempunyai ketebalan sekitar 5-10 km sedangkan kerak benua mempunyai ketebalan sekitar 20-70 km. Penyusun kerak samudra yang utama adalah batuan basalt, sedangkan batuan penyusun kerak benua yang utama adalah granit, yang tidak sepadat batuan basalt.

Kerak bumi dan sebagian mantel bumi membentuk lapisan litosfer dengan ketebalan total kurang lebih 80 km.

Temperatur kerak meningkat seiring kedalamannya. Pada batas terbawahnya temperatur kerak menyentuh angka 200-400 oC. Kerak dan bagian mantel yang relatif padat membentuk lapisan litosfer. Karena konveksi pada mantel bagian atas dan astenosfer, litosfer dipecah menjadi lempeng tektonik yang bergerak. Temperatur meningkat 30 oC setiap km, namun gradien panas bumi akan semakin rendah pada lapisan kerak yang lebih dalam.

Unsur-unsur kimia utama pembentuk kerak bumi adalah: Oksigen (O) (46,6%), Silikon (Si) (27,7%), Aluminium (Al) (8,1%), Besi (Fe) (5,0%), Kalsium (Ca) (3,6%), Natrium (Na) (2,8%), Kalium (K) (2,6%), Magnesium (Mg) (2,1%).

Para ahli dapat merekonstruksi lapisan-lapisan yang ada di bawah permukaan bumi berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap seismogram yang direkam oleh stasiun pencatat gempa yang ada di seluruh dunia.

Kerak bumi purba sangat tipis, dan mungkin mengalami proses daur ulang oleh lempengan tektonik yang jauh lebih aktif dari saat ini dan dihancurkan beberapa kali oleh tabrakan asteroid, yang dulu sangat umum terjadi pada masa awal terbentuknya tata surya. Usia tertua dari kerak samudra saat ini adalah 200 juta, namun kerak benua memiliki lapisan yang jauh lebih tua. Lapisan kerak benua tertua yang diketahui saat ini adalah berusia 3,7 hingga 4,28 miliar tahun dan ditemukan di Narryer Gneiss Terrane di Barat Australia dan di Acasta Gneiss, Kanada.

Pembentukan kerak benua dihubungkan dengan periode orogeny intensif. Periode ini berhubungan dengan pembentukan super benua seperti Rodinia, Pangaea, dan Gondwana.

DEFINISI TANAH

Tanah (bahasa Yunani: pedon; bahasa Latin: solum) adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik.

Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernafas dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak.

Ilmu yang mempelajari berbagai aspek mengenai tanah dikenal sebagai ilmu tanah.

Dari segi klimatologi, tanah memegang peranan penting sebagai penyimpan air dan menekan erosi, meskipun tanah sendiri juga dapat tererosi.

Komposisi tanah berbeda-beda pada satu lokasi dengan lokasi yang lain. Air dan udara merupakan bagian dari tanah.


Pembentukan tanah (pedogenesis)

Tanah berasal dari pelapukan batuan dengan bantuan organisme, membentuk tubuh unik yang menutupi batuan. Proses pembentukan tanah dikenal sebagai [[pedogenesis]]. Proses yang unik ini membentuk tanah sebagai tubuh alam yang terdiri atas lapisan-lapisan atau disebut sebagai horizon tanah. Setiap horizon menceritakan mengenai asal dan proses-proses fisika, kimia, dan biologi yang telah dilalui tubuh tanah tersebut.

Hans Jenny (1899-1992), seorang pakar tanah asal Swiss yang bekerja di Amerika Serikat, menyebutkan bahwa tanah terbentuk dari bahan induk yang telah mengalami modifikasi/pelapukan akibat dinamika faktor iklim, organisme (termasuk manusia), dan relief permukaan bumi (topografi) seiring dengan berjalannya waktu. Berdasarkan dinamika kelima faktor tersebut terbentuklah berbagai jenis tanah dan dapat dilakukan klasifikasi tanah.

Karakteristik

Tubuh tanah (solum) tidak lain adalah batuan yang melapuk dan mengalami proses pembentukan lanjutan. Usia tanah yang ditemukan saat ini tidak ada yang lebih tua daripada periode Tersier dan kebanyakan terbentuk dari masa Pleistosen.

Tubuh tanah terbentuk dari campuran bahan organik dan mineral. Tanah non-organik atau tanah mineral terbentuk dari batuan sehingga ia mengandung mineral. Sebaliknya, tanah organik (organosol/humosol) terbentuk dari pemadatan terhadap bahan organik yang terdegradasi.

Tanah organik berwarna hitam dan merupakan pembentuk utama lahan gambut dan kelak dapat menjadi batu bara. Tanah organik cenderung memiliki keasaman tinggi karena mengandung beberapa asam organik (substansi humik) hasil dekomposisi berbagai bahan organik. Kelompok tanah ini biasanya miskin mineral, pasokan mineral berasal dari aliran air atau hasil dekomposisi jaringan makhluk hidup. Tanah organik dapat ditanami karena memiliki sifat fisik gembur (sarang) sehingga mampu menyimpan cukup air namun karena memiliki keasaman tinggi sebagian besar tanaman pangan akan memberikan hasil terbatas dan di bawah capaian optimum.

Tanah non-organik didominasi oleh mineral. Mineral ini membentuk partikel pembentuk tanah. Tekstur tanah demikian ditentukan oleh komposisi tiga partikel pembentuk tanah: pasir, lanau (debu), dan lempung. Tanah pasiran didominasi oleh pasir, tanah lempungan didominasi oleh lempung. Tanah dengan komposisi pasir, lanau, dan lempung yang seimbang dikenal sebagai geluh (loam).

Warna tanah merupakan ciri utama yang paling mudah diingat orang. Warna tanah sangat bervariasi, mulai dari hitam kelam, coklat, merah bata, jingga, kuning, hingga putih. Selain itu, tanah dapat memiliki lapisan-lapisan dengan perbedaan warna yang kontras sebagai akibat proses kimia (pengasaman) atau pencucian (leaching). Tanah berwarna hitam atau gelap seringkali menandakan kehadiran bahan organik yang tinggi, baik karena pelapukan vegetasi maupun proses pengendapan di rawa-rawa. Warna gelap juga dapat disebabkan oleh kehadiran mangan, belerang, dan nitrogen. Warna tanah kemerahan atau kekuningan biasanya disebabkan kandungan besi teroksidasi yang tinggi; warna yang berbeda terjadi karena pengaruh kondisi proses kimia pembentukannya. Suasana aerobik/oksidatif menghasilkan warna yang seragam atau perubahan warna bertahap, sedangkan suasana anaerobik/reduktif membawa pada pola warna yang bertotol-totol atau warna yang terkonsentrasi[1].

Struktur tanah merupakan karakteristik fisik tanah yang terbentuk dari komposisi antara agregat (butir) tanah dan ruang antaragregat. Tanah tersusun dari tiga fasa: fasa padatan, fasa cair, dan fasa gas. Fasa cair dan gas mengisi ruang antaragregat. Struktur tanah tergantung dari imbangan ketiga faktor penyusun ini. Ruang antaragregat disebut sebagai porus (jamak pori). Struktur tanah baik bagi perakaran apabila pori berukuran besar (makropori) terisi udara dan pori berukuran kecil (mikropori) terisi air. Tanah yang gembur (sarang) memiliki agregat yang cukup besar dengan makropori dan mikropori yang seimbang. Tanah menjadi semakin liat apabila berlebihan lempung sehingga kekurangan makropori.

Pencemaran tanah

Pencemaran tanah terjadi akibat masuknya benda asing (misalnya senyawa kimia buatan manusia) ke tanah dan mengubah suasana/lingkungan asli tanah sehingga terjadi penurunan kualitas dalam fungsi tanah. Pencemaran dapat terjadi karena kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara sembarangan (illegal dumping).

SUMBER : http://id.wikipedia.org/wiki/Tanah

SIKLUS AIR

SIKLUS AIR
Air adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup di bumi. Secara umum banyaknya air yang ada di planet ini adalah sama walaupun manusia, binatang dan tumbuhan banyak menggunakan air untuk kebutuhan hidupnya. Jumlah air bersih sepertinya tidak terbatas, namun sebenarnya air mengalami siklus hidrologi di mana air yang kotor dan bercampur dengan banyak zat dibersihkan kembali melalui proses alam.
Proses siklus hidrologi berlangsung terus-menerus yang membuat air menjadi sumber daya alam yang terbaharui. Jumlah air di bumi sangat banyak baik dalam bentuk cairan, gas / uap, maupun padat / es. Jumlah air seakan terlihat semakin banyak karena es di kutub utara dan kutub selatan mengalami pencairan terus-meners akibat pemanasan global bumi sehingga mengancam kelangsungan hidup manusia di bumi.

Macam-Macam dan Tahapan Proses Siklus Hidrologi :

A. Siklus Pendek / Siklus Kecil
1. Air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari
2. Terjadi kondensasi dan pembentukan awan
3. Turun hujan di permukaan laut

B. Siklus Sedang
1. Air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari
2. Terjadi kondensasi
3. Uap bergerak oleh tiupan angin ke darat
4. Pembentukan awan
5. Turun hujan di permukaan daratan
6. Air mengalir di sungai menuju laut kembali
C. Siklus Panjang / Siklus Besar
1. Air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari
2. Uap air mengalami sublimasi
3. Pembentukan awan yang mengandung kristal es
4. Awan bergerak oleh tiupan angin ke darat
5. Pembentukan awan
6. Turun salju
7. Pembentukan gletser
8. Gletser mencair membentuk aliran sungai
9. Air mengalir di sungai menuju darat dan kemudian ke laut

SUMBER: http://syadiashare.com/siklus-air.html

JENIS-JENIS AIR

SUMBER : http://syadiashare.com/jenis-jenis-air.html

Air merupakan sumber kehidupan yang tidak dapat tergantikan oleh apa pun juga. Tanpa air manusia, hewan dan tanaman tidak akan dapat hidup. Air di bumi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :
1. Air Tanah
Air tanah adalah air yang berada di bawar permukaan tanah. Air tanah dapat kita bagi lagi menjadi dua, yakni air tanah preatis dan air tanah artesis.
a. Air Tanah Preatis
Air tanah preatis adalah air tanah yang letaknya tidak jauh dari permukaan tanah serta berada di atas lapisan kedap air / impermeable.
b. Air Tanah Artesis
Air tanah artesis letaknya sangat jauh di dalam tanah serta berada di antara dua lapisan kedap air.
2. Air Permukaan
Air pemukaan adalah air yang berada di permukaan tanah dan dapat dengan mudah dilihat oleh mata kita. Contoh air permukaan seperti laut, sungai, danau, kali, rawa, empang, dan lain sebagainya. Air permukaan dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
a. Perairan Darat
Perairan darat adalah air permukaan yang berada di atas daratan misalnya seperti rawa-rawa, danau, sungai, dan lain sebagainya.
b. Perairan Laut
Perairan laut adalah air permukaan yang berada di lautan luas. Contohnya seperti air laut yang berada di laut.

dasar-dasar ilmu tanah

memang sebuah pelajaran yang lumayan sulit bagi kebanyakan orang awam, jika tidak berbasis IPA waktu SMA maka akan sulit sekali untuk mempelajari akan dasar dari tanah itu sediri, berbeda dengan dasar dasar akuntansi tanah itu adalah suatu hal yang hampir tidak bisa dipastikan karena terkadang sifat tamnah bisa berubah , untuk awalnya tanah dapat di analisa dari proses pembentukannya, misal dari gunnung berapi atau hasil dari lekukan bumi saat proses pembentukan lempeng bumi.

Untuk saat ini dasar ilmu tanah bisa dipelajari di universitas geologi dan pertanian, tapi tentunya sesuai bidang saja, misal difakultas pertanian maka ilmu tanah tersebut hanya bisa dipakai di dunia tanam menanam, sedangkan di geologi pastinya untuk menentukan kondisi suatu tanah dan bagaimana taah tersebut dapat berpengaruh terhadap kehidupan manusia pada umumnya,

Mempelajari dasar tanah harus punya niat karena tanpa adanya niat biasaya gagal alias gak berhasil, nah kalau sudah seperti itu maka akan sulit untuk mendapatkan point dari pelajaran tentang tanah.

Buku dasar dasar ilmu tanah sudah beredar di pasaran, kemarin sempat saya beli di gramedia seharga lima puluh ribu rupiah, namun lumayan kok isinya kmplit dan bisa di dalami oleh kebanyakan orang awam.

Nah bagi anda yang ingin memperdalam ilmu tanah anda, bias mengunjungi perpustakaan terdekat atau jua bisa membeli buku di toko buku terdekat, ilmu itu bukan hanya teori namun yang penting hasil an praktiknya, jangan sampai anda membaca dan menghafalnya namun tidak bisa dalam praktiknya, itu sama juga dengan bohong :P

sumber : http://www.membuatblog.web.id/2010/02/dasar-dasar-ilmu-tanah.html

hidrologi tanah

Suatu tanah mempunyai potensi aliran permukaan atau run-off pada kondisi penggunaan/penutup tanah dan pada keadaan curah hujan tertentu. Karakter- karakter yang mempengaruhi nilai infiltrasi minimum pada tanah yang terbuka, setelah dibasahi selama waktu tertentu dan tidak membeku, antara lain: kedalaman tanah sampai pada muka air tanah tertinggi, nilai peresapan dan permeabilitasnya setelah dibasahi beberapa waktu, serta kedalaman sampai pada lapisan kedap air. Pengaruh dari penutup tanah diperlakukan tersendiri, tidak termasuk pada grup hidrologi tanah

Grup “hidrologi tanah” terdiri atas empat kelas, yaitu kelas A, B, C, dan D. Kriteria dari masing-masing kelas (Soil Survey Manual, 1993) adalah sebagai berikut:

Kelas A: (Potensi run-off rendah). Tanah mempunyai nilai infiltrasi yang tinggi walaupun tanahnya dibasahi secara merata, drainase baik sampai
cepat, seperti pada tanah pasir dan kerikil. Tanah ini mempunyai nilai pemindahan air yang tergolong tinggi.

Kelas B: Tanah mempunyai nilai infiltrasi sedang apabila dibasahi secara merata, dan umumnya mempunyai kedalaman tanah yang tergolong
agak dalam sampai dalam, drainase sedang sampai baik dengan tekstur agak halus sampai agak kasar. Tanah ini mempunyai nilai pemindahan air yang tergolong sedang.

Kelas C: Tanah mempunyai nilai infiltrasi yang lambat apabila tanah dibasahi secara merata, dan terdiri atas tanah dengan lapisan yang kedap air (menghalangi gerakan air ke bawah), atau tanah dengan tekstur agak halus sampai halus. Tanah ini mempunyai nilai pemindahan air yang tergolong lambat. Kelas D: (Potensi run-off tinggi). Tanah mempunyai nilai infiltrasi sangat lambat apabila tanah dibasahi secara merata, dan terutama terdiri atas tanah bertekstur liat dengan sifat
potensi mengembang tinggi, muka air tanah tinggi secara tetap/permanen, mempunyai padas liat atau lapisan liat yang dekat dengan permukaan tanah, dan tanah dangkal yang berbatasan langsung dengan bahan yang hampir tidak dapat melalukan air. Tanah ini mempunyai nilai pemindahan air yang tergolong sangat lambat.

Selain kelas-kelas tersebut, masih terdapat grup hidrologi tanah dual (campuran), seperti A/D, B/D dan C/D. Kelas dual/campuran ini diberikan untuk tanah- tanah basah yang drainasenya masih dapat dilakukan perbaikan. Huruf besar pertama berarti tanah yang
dapat dilakukan perbaikan drainasenya, sedangkan huruf besar kedua adalah tanah yang tidak dapat diperbaiki drainasenya. Hanya tanah yang pada kondisi alamnya dinilai kelas D yang dapat masuk pada
kelompok kelas dual, dan tanahnya memungkinkan untuk diperbaiki drainasenya. Informasi grup hidrologi ini dipergunakan sebagai
cara untuk memprediksi run-off setelah terjadi hujan. Prediksi ini bermanfaat untuk memecahkan permasalahan hidrologi yang timbul pada
perencanaan pengelolaan dan pengamanan DAS, dalam hal ini proyek pencegahan banjir, serta untuk perencanaan atau membuat design structure pemanfaatan air, peng-amanan, dan pembuangan. Hubungan antara tanah dengan grup hidrologi didasarkan pada sifat-sifat tanah. Taksonomi tanah telah digunakan sebagai patokan untuk menetapkan
grup hidrologi tanah tersebut. Kebasahan tanah,permeabilitas, dan kedalaman tanah sampai pada lapisan kedap air, merupakan karakter tanah yang akan menjadi penentu dalam taksonomi tanah

sumber: http://www.membuatblog.web.id/2010/02/hidrologi-tanah.html

KUMPULAN FOTO DARI DINDING FACEBOOK

 
 
 

YANG SAYA UCAPKAN UNTUK ANDA

......terimakasih telah berkesempatan mengunjungi blog kami .....